Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendorong agar program imunisasi anak untuk tetap dilaksanakan di masa pandemi covid-19.
"Anak harus diimunisasi walaupun risiko sakitnya kecil. Apabila anak menerima imunisasi lengkap secara usia, dia bisa melindungi anak di sekitarnya," ujar Catharine Mayong Sambo, Sekretaris Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Rabu (3/6).
Untuk itu, pihaknya mendorong agar semua lapisan masyarakat bisa menjalankan peran agar anak mendapatkan imunisasi yang lengkap sesuai usianya.
"Selama pandemi sebenarnya ketika pandemi ini merebak, terjadi keragunan atau orang tua menunda, hingga banyak jadwal imunisasi yang terlewat. Anak-anak disarankan melakukan imunisasi kejar. Kalau ada terlambat, terlewat, itu dierencanakan melalui, catatan imunisasi yang ada di catatan imunisasi anak," bebernya.
Hingga Mei 2020 tercatat cakupan imunisasi dasar nasional berada di angka 93,7%, atau melebihi dari target yang ditetapkan yakni 93%, namun selama pandemi covid-19 jumlah anak yang mendapat imunisasi dasar menurun.
Hal serupa dialami di lingkup global. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia, UNICEF, Gavi dan Lembaga Vaksin Sabin, penyediaan layanan imunisasi rutin di 68 negara terhambat saat pandemi covid-19. Selanjutnya, kemungkinan akan mempengaruhi sekitar 80 juta anak di bawah usia 1 tahun yang tinggal di negara-negara tersebut.
Baca juga : New Normal, Perlu Perhatian Khusus untuk Perempuan
Sejak Maret 2020, layanan imunisasi anak rutin telah terganggu pada skala global yang mungkin belum pernah terjadi sejak dimulainya program perluasan imunisasi (EPI) pada tahun 1970-an.
Lebih dari setengah (53%) dari 129 negara tempat data tersedia melaporkan gangguan sedang hingga parah, atau total penangguhan layanan vaksinasi selama Maret-April 2020.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, gangguan pada program imunisasi dari pandemi covid-19 mengancam kesehatan anak terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti campak.
"Alasan untuk layanan yang terganggu bervariasi. Beberapa orang tua enggan meninggalkan rumah karena pembatasan pergerakan, kurangnya informasi atau karena mereka takut terinfeksi virus covid-19. Dan banyak petugas kesehatan tidak tersedia karena pembatasan perjalanan, atau pemindahan ke tugas tanggapan covid-19, serta kurangnya peralatan pelindung," katanya.
Untuk mencegah keberlanjutan mandeknya program imunisasi, WHO telah mengeluarkan saran untuk membantu negara menentukan bagaimana dan kapan untuk melanjutkan kampanye vaksinasi massal.
Berdasarkan pedoman ini, Global Polio Eradication Initiative (GPEI), menyarankan negara-negara untuk mulai merencanakan dimulainya kembali kampanye vaksinasi polio yang aman, terutama di negara-negara berisiko tinggi polio. (OL-7)
Gejala awal pneumonia pada anak sering disalahartikan sebagai batuk pilek biasa, sehingga tidak jarang kondisi ini disepelekan begitu saja.
Anak-anak yang tumbuh bersama ayah yang aktif secara fisik cenderung memiliki perkembangan fisik yang kuat.
Pola makan bergizi seimbang bisa mengikuti panduan Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan yang memuat proporsi nasi, sayur, lauk hewani, dan buah sebagai acuan yang mudah diterapkan di rumah.
PHBS ini sebenarnya utamanya untuk anak-anak usia sekolah, karena biasanya mereka sudah dikasih untuk makan bekal sendiri, jadi sudah dilepas sama orangtua.
Vaksinasi influenza memang tidak menjamin anak bebas dari flu sepenuhnya, namun dapat mencegah gejala menjadi berat atau komplikasi serius.
Keterlibatan ayah tidak hanya membentuk aspek fisik anak, tapi, juga mempengaruhi kepercayaan diri dan keberanian mengambil risiko.
PBB memperingatkan kesenjangan imunisasi semakin melebar, karena maraknya misinformasi dan pemangkasan drastis bantuan internasional.
Salah satu kendala utama dalam mencapai target IDL di Pangkalpinang adalah masih adanya penolakan dari sebagian masyarakat.
PELAKSANAAN imunisasi kejar Japanese Encephalitis (JE) dinilai penting sebagai upaya melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
Menteri Kesehatan AS Robert F. Kennedy Jr. memecat 17 anggota Komite Penasihat Praktik Imunisasi (ACIP), dengan alasan konflik kepentingan.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan pentingnya memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak-anak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved