Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PENYALURAN dana bantuan sosial program keluarga harapan (PKH) yang di masa pandemi covid-19 ini dilakukan tiap bulan sejak April dinyatakan telah tercapai seratus persen.
“Penyaluran berjalan dengan baik, di mana kami menerapkan protokol kesehatan. Keluarga penerima manfaat (KPM) mencairkan bansos dengan menjaga jarak untuk mencegah penyebaran covid-19,” kata Menteri Sosial Juliari P Batubara di Jakarta, kemarin.
Pada pelaksanaannya, Kementerian Sosial mewajibkan para pendamping dan koordinator PKH untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para keluarga penerima manfaat.
Sosialisasi itu mencakup kebijakan perubahan waktu penyaluran bansos dan besaran nilai yang diterima per bulan, tata cara penarikan bansos, tata cara mengurus kartu keluarga sejahtera (KKS) yang hilang atau rusak, termasuk mengedukasi KPM tentang tata cara pengaduan. Sosialisasi ini juga didukung pemerintah daerah, Gugus Tugas Covid-19 di kota dan kabupaten, serta bank penyalur bansos.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Pepen Nazaruddin menambahkan, setiap pendamping dan koordinator PKH yang turun ke lapang an diwajibkan mengenakan masker kain, sarung tangan, dan menggunakan cairan sanitasi tangan. “Saya saksikan, ibu-ibu penerima PKH semuanya sudah memakai masker. Para pendamping dan koordinator PKH juga membuat jarak atau pembatas agar KPM tidak berjubel,” terangnya.
Menurut Pepen, untuk meningkatkan kemampuan para pendamping dan koordinator PKH dalam memberikan pendampingan kepada KPM, khususnya di masa pandemi ini, Kemensos melalui Direktorat Jaminan Sosial Keluarga memberikan bimbingan teknis (bimtek) bagi pendamping PKH di seluruh Indonesia.
Bimtek dilakukan dengan sistem daring sejak April lalu, utamanya bagi para pendamping PKH hasil rekrutmen 2019 dengan peserta dari setiap kota dan kabupaten. (Ifa/H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved