Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Terbukti, Kesadaran Masyarakat Menjadi Kunci

Arnoldus Dhae
31/5/2020 05:05
Terbukti, Kesadaran Masyarakat Menjadi Kunci
Kondisi Covid-19 di Indonesia(BNPB/Covid19.go.id/Tim Riset MI-NRC)

SEORANG perempuan muda masuk ke sebuah gang di Jl Tukad Banyusari No 56 , Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali. Di situ, kos-kosan elite berjejer rapi.

Setelah memarkir sepeda motornya, sebelum menggendong kedua putra-putrinya, dia mencuci tangan dengan air mengalir yang sudah disiapkan di depan kamar indekosnya. Tempat cuci tangan itu dibuat secara swadaya sebagai bentuk kepedulian untuk mencegah virus covis-19.

“Kami mendengar banyak edukasi, sosialisasi baik dari pemerintah, para relawan, petugas desa, dan kelurahan. Salah satu pencegahannya ialah dengan mencuci tangan secara rutin. Itu kami lakukan secara mandiri. Kami membeli wadah air, mengisi air, dan menyiapkan sabun. Semuanya mandiri,” ujar wanita bernama Yanti itu, kemarin.

Soal kepedulian untuk melawan covid-19, Bali memang boleh diacungi jempol. Pasca merebaknya virus mematikan itu, tempat cuci tangan bertebaran di mana-mana, bukan hanya di ruang publik, melainkan juga banyak tersedia di depan rumah-rumah warga.

Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra, mengatakan sumber daya Bali sangat mempermudah percepatan penanganan virus korona. Partisipasi masyarakat dalam menjaga diri sendiri, keluarga, dan lingkungannya sangatlah tinggi. “Memang di sana-sini masih ada masyarakat yang melanggar, tetapi yang sadar jumlahnya lebih banyak.’’

Selain kepedulian masyarakat, peran desa adat dan pecalang juga besar. Hasilnya, kata Made Indra, Bali sukses menekan penularan sekaligus menjadi salah satu dari delapan provinsi di Indonesia dengan penanganan covid-19 terbaik. Padahal, sebelumnya Bali diprediksi
akan menjadi episentrum korona karena merupakan tujuan utama wisatawan dunia.

Sebagai subjek

Daerah lain yang dianggap berhasil menekan laju covid-19 ialah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kesuksesan itu berawal dari sebuah pesan Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang disebarluaskan setelah DIY menetapkan status tanggap darurat bencana covid-19, Jumat (20/3).

Pesan Sri Sultan tentang sikap waspada dan kehati-hatian menjalar ke seluruh pelosok wilayah. ‘’Wong sabar rejekine jembar, ngalah urip luwih berkah (orang bersabar peluang rezekinya lebih lebar, mengalah hidup lebih berkah),” ucapnya.

Di tengah situasi yang tak menentu, warga DIY tetap tenang. Gerakan sosial pun bermunculan untuk membantu satu sama lain. Warga dengan kesadaran penuh berperan aktif untuk membendung penyebaran covid-19.

Sri Sultan menegaskan pemda sejak awal menempatkan masyarakat sebagai subjek. Ketika daerah lain ramai-ramai menyuarakan lockdown, DIY memilih calm down. Ketika daerah lain menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), DIY tetap dengan status tanggap darurat.

Setelah dua bulan status tanggap darurat berjalan, kasus baru pasien covid-19 di DIY perlahan menurun. Jumlah pasien positif yang sembuh
setiap harinya lebih banyak daripada kasus baru.

Namun, Pemda DIY tidak lantas mengajukan tatanan kenormalan baru. Bahkan, status tanggap darurat diperpanjang hingga 30 Juni 2020. “Jangan tergesa-gesalah (menerapkan tatanan kenormalan baru),” terang Sultan, Jumat (29/5).

Bukti bahwa kesadaran masyarakat menjadi kunci keberhasilan menekan covid-19 juga ditunjukkan Banda Aceh, khususnya dan Aceh
pada umumnya. Mereka bahkan segera menapaki tatanan kenormalan baru setelah dalam dua bulan terakhir tak ada peningkatan penularan korona secara signifi kan.

‘’Kuncinya kesadaran dan patuhnya masyarakat dalam menerima setiap aturan. Tentu, juga tidak lepas dari peran para ulama, tokoh masyarakat, dan stakeholders lainnya,’’ kata Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman (AT/HP/MR/JI/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya