Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
DUA bulan sudah berlalu sejak program belajar di rumah diterapkan karena situasi kedaruratan pandemi covid-19. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim meminta guru tidak membebani siswa untuk mengejar kurikulum semata.
Hal itu ditegaskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim pada acara media briefing Adaptasi Sistem Pendidikan selama Covid-19, Hasil Kerja Sama antara Kementerian Luar Negeri, Kemendikbud, dan Ketua Tim Pakar Penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan, Jakarta.
"Kami mendorong para guru untuk tidak menyelesaikan semua materi dalam kurikulum. Yang paling penting adalah siswa masih terlibat dalam pembelajaran yang relevan, seperti keterampilan hidup, kesehatan, dan empati," kata Nadiem seperti dikutip dari laman setkab. go,id, kemarin.
Ia menyadari Indonesia merupakan negara yang memiliki kepulauan terbesar di dunia dengan populasi 45,3 juta siswa dan 2,7 juta guru. Kemampuan adaptif daerah pun berbeda-beda. Namun, selama pandemi ini, keselamatan guru, siswa, dan orangtuanya menjadi prioritas utama. "Harus diakui situasi ini tidak optimal dan pencapaian pendidikan tidak akan sama pada saat krisis covid-19 ini terjadi di Indonesia dan di negara lain di dunia. Oleh karena itu, kenyataan tersebut harus diterima dan berusaha mengurangi dampaknya sebanyak mungkin," ungkapnya.
Di sisi lain, pembelajaran daring yang diterapkan selama masa krisis ini menjadi momentum melakukan observasi guna mendapatkan umpan balik di lapangan. "Pada akhirnya, hal ini mempercepat proses pengadopsian teknologi ke depannya," pungkasnya. Pemerhati pendidikan dan perlindungan anak, Seto Mulyadi, mengingatkan semua orang harus adaptif terhadap perubahan yang terjadi saat pandemi. Namun, kata dia, pro ses adaptasi harus dibantu lingkungan sekitarnya, khususnya orangtua. Dia berpesan agar jangan sampai metode belajar daring malah merusak kesehatan mental anak sebab potensi anak terganggu jiwanya saat pandemi lebih besar. (Ifa/Aiw/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved