Butuh Peran Tokoh Masyarakat Guna Efektifkan PSBB

BADAN Pembina Indeologi Pancasila (BPIP) menilai penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah belum berjalan efektif. Untuk itu butuh peran tokoh masyarakat lokal untuk mengingatkan masyarakat.

"Masalah kita kesadaran displin belum menjadi kebiasan tertanam dalam sanubari kita. Maka dibutuhkan sekarang adalah gerakkan tokoh masyarakat lokal seperti RT, RW dan lainnya untuk mengingatkan warga lewat sangsi sosial," ujar anggota BPIP Benny Susetyo kepada Media Indonesia (18/4).

Menurutnya, gerakan sosialisasi PSBB harus dipadukan dengan melibatkan tokoh-tokoh tersebut. Hal itu guna menyakinkan masyarakat akan pentingnya peraturan pemerintah di masa darurat ini.

"Kekuatan sosialisasi peraturan itu perlu melibatkan leader karena untuk menyakinkan publik butuh orang yang punya power dan followernya," imbuhnya.

Dia menilai sejauh ini sosialisasi tidak berjalan dengan baik. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang tidak tahu atau belum paham, bahkan yang bandel membandel.

Pendekatan pemerintah pun seharus bisa lebih jauh dari sekadar imbaun atau pemberitahuan melalu media-media. Tokoh masyarakat lokal diyakini mempunyai pengaruh yang kalau dilibatkan akan sangat membantu upaya-upaya penanganan penyebaran virus korona.

"Peranan leader nonformal yakni komunitas terkecil menjadi kekuatan untuk menggerakkan masyarakat menaati peraturan itu. Kunci sekarang pada kesadaran publik untuk displin diri menaati aturan yang harus menjadi kewajiban untuk dijalankan," pungkas Benny.

Sebelumnya, sejumlah daerah di Indonesia telah menerapkan PSBB. Wilayah DKI Jakarta menjadi provinsi pertama yang menerapkan PSBB, mengingat tingkat penyebaran yang cukup tinggi terjadi di ibukota. Akan tetapi hingga kini belum ada efek efektif dari pemberlakuan PSBB tersebut. (OL-8).