Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PAKAR Big Data dan Analis Media Ismail Fahmi mengungkapkan, media sosial saat ini memiliki peran penting dalam menyebarkan berita seputar covid-19. Untuk itu berbagai pihak terkait, termasuk rumah sakit (RS) harus memanfaatkan media sosial dalam membangun optimisme publik terkait covid-19.
"Publik yang sekarang banyak di rumah dan berbagai kanal media sosial yang aktif merupakan potensi dan kekuatan besar bagi komunikasi krisis covid-19," kata Ismail dalam diskusi bertajuk Membangun Komunikasi Publik RS di Tengah Wabah Covid-19 yang dilaksanakan via daring, Sabtu (18/4).
Baca juga: Mengedukasi Pengguna Media Sosial
Ismail menyatakan, berdasarkan data yang dihimpunnya, sejumlah isu menjadi sorotan publik, di antaranya masalah krisis alat pelindung diri (APD), stigma masyarakat terhadap tenaga kesehatan, penolakan jenazah covid-19, hingga pasien yang tidak jujur. Menariknya, kata Ismail, publik memberikan sentimen positif terhadap isu-isu tersebut.
"Di media sosial, ada tiga kelompok yakni kelompok kontra pemerintah, buzzer, dan media. Tapi mereka sebagian besar sentimennya hijau, mendukung pemerintah dalam menangani covid-19. Dukungan publik terhadap RS juga sangat tinggi," tuturnya.
Untuk itu, demi menjaga dukungan publik terhadap pemerintah dan RS, media sosial bisa menjadi tempat memberikan informasi yang tepat. Hal itu dilakukan dengan cara proaktif dalam komunikasi krisis dengan melibatkan publik dan berbagai kanal komunikasi.
"Ada banyak channel, masyarakat ada dimana-mana. Kalau kita kasih informasi di media sosial akan share lagi di messeging, itu akan menyebar luas," tandasnya. (Ata/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved