Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
Gugus Tugas mengeluarkan Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di Indonesia pada hari ini, Selasa (24/3). Pedoman ini diterbitkan untuk memberikan panduan kepada tenaga kesehatan dan masyarakat umum dalam mencegah dan menangani kasus COVID-19.
Adapun, pedoman tersebut dapat diakses di tautan berikut https://loker.bnpb.go.id/s/PedomanPenangananCepatMedis
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyampaikan, pedoman ini merupakan hasil identifikasi dan diskusi oleh Kementerian Kesehatan, para organisasi profesi, serta para pakar terbaik di bidang kedokteran, kesehatan masyarakat (kesmas) dan laboratorium.
“Pedoman ini juga telah disesuaikan dan sejalan dengan Pedoman Pencegahan dan Penanganan COVID- 19 terbaru oleh Kementerian Kesehatan yang diperuntukkan untuk tenaga medis,” kata Doni dalam keterangan resmi, Selasa (24/3).
Dokumen setebal 39 halaman tersebut dapat berubah dan diperbarui sesuai dengan perkembangan penyakit dan situasi terkini.
“Kami berharap agar seluruh lapisan masyarakat, para pemangku kepentingan, para ahli, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat dapat mencerminkan semangat gotong royong dan semangat bela negara demi memerangi kasus COVID-19,” pesan Doni.
Penyusunan dokumen ini merupakan salah satu respon pemerintah yang sigap dan strategis. Di samping pedoman, Gugus Tugas bergotong royong dengan multipihak untuk menyiapkan dan menguatkan kapasitas sumber daya kesehatan, baik di rumah sakit, laboratorium dan fasilitas kesehatan lain.
Pedoman yang disusun oleh para pakar ini memiliki beberapa tujuan khusus, yaitu melaksanakan penanganan panduan kesmas, komunikasi informasi dan edukasi masyarakat tanpa tatap muka, manajemen pasien dan rujukan calon pasien, tes cepat dan pemeriksaan laboratorium, manajemen pasien di rumah sakit, karantina dan isolasi serta penanganan pasien meninggal. (OL-2)
Assaad al-Nassasra, seorang sopir ambulans dari Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), dibebaskan oleh Israel setelah 37 hari ditahan.
IDF mengakui adanya "kegagalan profesional" yang menyebabkan tewasnya 15 petugas darurat, termasuk satu pekerja PBB, dalam insiden penembakan terhadap konvoi bantuan di Gaza.
Dokter forensik mengungkap sebagian besar dari 15 paramedis dan petugas penyelamat yang tewas akibat serangan Israel, meninggal karena luka tembak di kepala dan dada.
Militer Israel mengakui melakukan kesalahan dalam insiden penembakan yang menewaskan 15 petugas darurat di Gaza selatan pada 23 Maret.
Menurut laporan Unicef, sedikitnya 100 anak telah tewas dalam serangan Israel setiap hari sejak serangan dimulai kembali pada 18 Maret.
Para petugas medis menjadi sasaran serangan Israel pada 23 Maret, ketika mereka dalam perjalanan untuk memberikan pertolongan pertama kepada para korban penembakan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved