Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SEKITAR 15 jam perjalanan melelahkan, tiga orangutan yang bernama Batola, 17, Paduran, 12 dan Unyu, 6, akhirnya merasakan kebebasan hidup di alam liar, di Taman Nasiona Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), Kabupaten Katingan, Kalteng.
Pelepasliaran tiga individu orangutan (pongo pygmaeus) itu dilakukan kemarin, Selasa (17/2) di Resort Tumbang Hiran. Oleh Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Kasongan, Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati, Balai dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, bekerjasama dengan Yayasan BOSF (Borneo Orangutan Survival Foundation).
Dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/2) Yayasan BOSF menyebutkan, ketiga orangutan ini diberangkatkan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng langsung ke lokasi pelepasliaran dalam perjalanan lebih kurang selama 15 jam.
Jamartin Sihite, CEO Yayasan BOS mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir pihaknya terus-menerus melepasliarkanan orangutan dalam jumlah dan intensitas yang sangat tinggi.
"Kini saatnya bagi kami untuk kembali berfokus mempersiapkan orangutan muda yang masih tersisa di pusat rehabilitasi. Kami perlu memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari hutan yang memenuhi syarat sebagai situs pelepasliaran untuk menampung ratusan orangutan yang masih menanti pelepasliaran," jelasnya.
Jamartin berharap, dukungan pemerintah dan swasta untuk mewujudkan upaya ini, karena konservasi adalah upaya bersama. Konservasi tidak akan berhasil tanpa kerja sama semua pihak terkait.
Selain itu untuk mendukung kesuksesan upaya konservasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, Yayasan BOSF selalu bekerja sama erat dengan Pemerintah Indonesia disemua tingkat, mulai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Katingan dan Kabupaten Pulang Pisau, BKSDA Kalimantan Tengah, dan Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
Sementara, Agung Nugroho, Kepala Balai TNBBBR Wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, menambahkan, sejak 2016, pihaknya bekerja sama dengan Balai KSDA Kalimantan Tengah dan Yayasan BOSF telah melepasliarkan sebanyak 168 individu orangutan.
Dengan pelepasliaran tiga individu kali ini maka total yang telah dilepasliarkan sejumlah 171, dengan tiga di antaranya merupakan translokasi dari wilayah konflik.
"Kawasan TNBBBR yang menjadi areal pelepasliaran telah melalui beberapa kajian sehingga memenuhi syarat sebagai rumah baru bagi orangutan rehabilitasi, antara lain ketersediaan jenis-jenis tumbuhan pakan, ketinggian dari permukaan laut," ujarnya. (OL-13)
Pelepasliaran juga dapat menambah populasi orangutan di habitat alaminya.
Orangutan jantan Aben, Muaro, Onyo, Batis, dan Lambai juga memiliki riwayat penyelamatan yang hampir sama ketika diselamatkan
Siti juga menekankan bahwa semua burung yang dilepasliarkan telah melalui pemeriksaan kesehatan yang ketat dan menjalani proses habituasi di kawasan Kebun Raya Indrokilo.
BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Timur bersama Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Jawa Timur melepasliarkan 275 ekor burung Madu pengantin.
Ketua Pengurus Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) Jamartin Sihite mengatakan 300 lebih orang utan yang saat ini sedang Dalam masa perawatan menunggu pelepasliaran.
Lokasi pelepasliaran merupakan kawasan Hutan Lindung yang berada di bawah pengelolaan KPH III Langsa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved