Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Menristek: Indonesia Masih Kekurangan Analis Data

Atikah Ishmah Winahyu
18/2/2020 17:08
Menristek: Indonesia Masih Kekurangan Analis Data
Bambang Brodjonegoro Tiba di Istana Kepresidenan.(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/hp.)

MENTERI Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan bahwa Indonesia masih kekurangan sumber daya manusia (SDM) di bidang analisis data. Meski relatif baru, namun kemajuan teknologi yang sangat pesat di era revolusi industri 4.0 membuat analisis data menjadi salah satu bidang yang sangat dibutuhkan.

"Big data ini menjadi sangat luar biasa besar setelah muncul unicorn-unicorn, setelah mayoritas milenial ternyata lebih suka belanja online daripada yang tradisional. Di sinilah muncul kesadaran bahwa big data di Indonesia adalah sesuatu yang masih harus dieksplor lebih dalam, karena itu butuh analis data yang lebih banyak," kata Bambang Brodjonegoro dalam acara Media Gathering National Data Science Challenge 2020 Shopee di Gedung BPPT, Selasa (18/2).

Baca juga: Mensos: 30 Juta Data PBI JKN-KIS Masih Bermasalah

Menristek menjelaskan, perkembangan teknologi yang sangat cepat memaksa masyarakat untuk cepat beradaptasi. Namun, SDM Indonesia masih belum sepenuhnya siap untuk memenuhi kebutuhan di era disrupsi. Akibat masih kurangnya SDM analis data di Indonesia, perusahaan-perusahaan teknologi besar pun terpaksa menggunakan SDM dari negara lain untuk mempertahankan daya saingnya.

"Sebenarnya masih adanya keterlibatan dari SDM asing, meskipun mereka belum tentu ada di Indonesia adalah karena sisi demandnya (permintaan) jauh lebih cepat daripada sisi supplynya (ketersediaan)," terangnya.

Di samping itu, Menristek menilai, Fakultas/Program Studi Ilmu Komputer di tanah air juga perlu meningkatkan kualitas pembelajarannya demi menghasilkan SDM yang mampu menjawab kebutuhan pasar.

"Melihat perkembangan bisnis online yang begitu luar biasa dan semakin digitalnya ekonomi kita, maka apa yang ditawarkan oleh Fakultas Ilmu Komputer dan sejenisnya sekarang mungkin harus diperbanyak lagi di masa depan, terutama yang dikejar adalah dari segi kualitasnya tadi," tandasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya