Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

23% Penduduk Target Sensus Daring

Faustinus Nua
16/2/2020 08:10
23% Penduduk Target Sensus Daring
Para milenial mengisi sensus secara online melalui sensus.bps.go.id, saat Launching Sensus Penduduk 2020 Milenial, di Gedung Badan Pusat Sta(MI/ADAM DWI)

Badan Pusat Statistik (BPS) menyelenggarakan Sensus Penduduk (SP) 2020 secara daring (online) pada 15 Februari-31 Maret. BPS menargetkan sekitar 23% dari 269,6 juta penduduk Indonesia ikut dalam SP daring ini.

"SPO (sensus penduduk online), menurut hasil uji coba, sekitar 22,9% hingga 23%. Kalau nanti di dalam online sudah lebih banyak dari itu, saya rasa akan lebih primer. Karena itu, sosialisasi ini sebagai upaya mengajak masyarakat semaksimal mungkin bisa menggunakan fasilitas online ini," ungkap Sekretaris Utama BPS Adi Lumaksono di Jakarta, kemarin.

Hingga pukul 19.25 WIB tadi malam, sebanyak 199.636 orang telah masuk ke situs sensus BPS. Dari jumlah itu, 57.125 orang telah menyelesaikan sampai tuntas.

Menurut Adi, sensus secara da-ring akan memudahkan pihaknya dalam mengelola data penduduk. Selain itu, sensus daring ini juga dapat meminimalkan kesalahan data karena dalam sensus daring, lanjutnya, kesalahan data hanya mungkin terjadi pada pihak responden.

"Kalau model lama kan mencatat di kertas, belum tentu catatan rapi dan sebagainya, menulis tanggal lahir saja bisa salah. Jadi, pengolahan lebih lama," jelasnya.

Di samping itu, melalui penggunaan sensus secara daring, BPS juga berusaha semaksimal mungkin tidak membebani responden. Untuk itu, pertanyaan yang disiapkan pun dibuat secara sederhana dan diperkirakan dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih 5 menit.

Dia menambahkan, pihaknya juga memberi kesempatan kepada masyarakat untuk bisa meng-update data dengan menggunakan nomor induk kependudukan (NIK) yang berbeda dalam satu kartu keluarga (KK).

Adi berharap masyarakat berpartisipasi aktif mengikuti sensus penduduk dengan mengakses laman sensus.bps.go.id.

Sensus penduduk merupakan hajat 10 tahunan yang sangat penting bagi pemerintah dan negara untuk bisa memperoleh data yang valid sehingga dapat merumuskan kebijakan ke depan.

BPS mengawali hari pertama sensus secara daring, kemarin, dengan melakukan sosialisasi kepada 300 relawan yang berasal dari kaum milenial. Mereka datang dari berbagai kalangan, mulai sekolah, universitas, hingga masyarakat umum.

"Ada 300-an relawan, ya. Itu mulai anak-anak SMA hingga universitas juga ada. Tadi yang dari Papua segala. Hari ini satu hari dulu kita selesaikan," ungkap Adi.

Menurut Adi, sosialisasi juga dilakukan kepada generasi milenial di daerah-daerah. Kantor-kantor BPS di daerah juga bekerja sama dengan sekolah dan universitas untuk menyosialisasikannya.

Tokoh-tokoh publik lainnya seperti bupati dan gubernur juga diminta turut menyosialisasikan hajat 10 tahunan ini.

Petugas lapangan

Selain memberikan sosialisasi, untuk menyukseskan hajat 10 tahunan ini, BPS akan merekrut 390 ribu petugas lapangan di seluruh Indonesia. Pendaftaran petugas sensus akan dibuka mulai April hingga Mei 2020.

"Itu pembukaannya April sampai Mei pendaftarannya. Petugasnya 390 ribu petugas dan standar dari BPS dalam melakukan pendataan, petugas dilatih dulu. Enggak asal," beber Adi.

Dia menjelaskan bahwa para petugas sensus tersebut merupakan petugas sensus manual yang akan diterjunkan ke lapang-an pada 1-31 Juli 2020. Petugas lapangan diperlukan lantaran tidak semua masyarakat bisa dikover melalui sensus online mengingat infrastruktur internet di Indonesia yang belum memadai hingga ke pelosok daerah.

Adapun standar pendidikan untuk petugas sensus yang direkrut minimal lulusan SMA dari seluruh provinsi di Indonesia. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya