LIPI: Antisipasi Penyakit Baru, Indonesia Harus Siapkan Lab BSL-4

Atalya Puspa
08/2/2020 19:53
LIPI: Antisipasi Penyakit Baru, Indonesia Harus Siapkan Lab BSL-4
Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI Cahyo Rahmadi(Dok.MI)

DENGAN ancaman munculnya berbagai wabah penyakit yang nyata, Indonesia sudah semestinya mengembangkan kapasitas laboratorium rujukan nasional yang dimilikinya.

Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI Cahyo Rahmadi menilai, pengembangan standar laboratorium nasional memang perlu ditingkatkan.

Namun, dirinya menyebut, sebelum berpikir untuk mengembangkan level laboratorium, ada baiknya untuk mengoptimalkan kapasitas yang dimiliki saat ini.

"Sekarang fasilitas yang ada BSL-3, ancaman makin banyak. Sekarang gunakan fasilitas yang ada saja dulu untuk meneliti dan mendalami penyakit yang potensial merebak. Gunakan potensi yang ada saja dulu, kalau pada akhirnya berdebat ini gak ada itu gak ada tapi gak mengerjakan apa-apa, sama saja bohong," kata Cahyo kepada Media Indonesia, Sabtu (8/2).

Cahyo menganggap, saat ini sendiri kapasitas laboratorium BSL-3 sudah cukup memadai untuk melakukan penelitian berbagai jenis penyakit.

Dari segi keamanan, tingkat pengamanan BSL-3 sudah sangat tinggi. Mulai dari peneliti yang memakai alat pelindung khusus, hingga tekanan ruangan harus negatif agar semua kotoran dan kuman tidak mengalir keluar.

Perbedaannya dengan BSL-4, yakni ada pada tingkat keamanannya yang lebih tinggi, misal dengan adanya pengamanan berlapis dari luar agar tidak terjadi potensi kebocoran virus yang diteliti. Namun alat yang digunakan pada dasarnya tetap sama.

Tetapi, sejalan dengan berbagai ancaman penyakit yang baru, Indonesia tidak boleh bersantai dengan sebatas mengoptimalkan fasilitas yang ada. Pengembangan diperlukan untuk melakukan penelitian yang aman dengan hasil akurat.

"Ya kalau dalam konteks ke depan Indonesia dengan negara yang sangat luas dan kekayaan flora dan fauna tinggi potensi penyebaran penyakit menular tinggi. Kita juga sudah belajar dari MERS dan SARS, dan sekarang novel korona. Itu bukan hal yang harus disikapi biasa-biasa aja. Harus multipihak serius," bebernya.

"Ke depannya semakin gak tau, semakin banyak ancaman juga. Jadi memang harus dipikirkan. Paling tidak punya satu lab BSL-4," tandasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya