Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
SEMPAT dirawat di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH Salahuddin Wahid, 77, yang akrab dipanggil Gus Sholah, meninggal dunia pada pukul 20.55 WIB, kemarin.
Sebelum wafat, pria yang akrab disapa Gus Sholah itu sempat menjalani tindakan medis ablasi karena ada masalah pada selaput jantungnya. Seusai menjalani operasi, kondisi Gus Sholah terus menurun hingga kritis dan meninggal dunia. Kabar duka ini pertama kali disampaikan putra Gus Sholah, Ipang Wahid, melalui akun Twitter-nya, @ipangwahid. 'Gus Sholah baru saja wafat pada pukul 20.55. Mohon dimaafkan seluruh kesalahan. Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afi hi wa'fuanhu', tulis Ipang. Presiden Joko Widodo mengungkapkan belasungkawa atas meninggalnya KH Salahuddin Wahid yang merupakan adik kandung Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Baru saja mendengar kabar duka bahwa tokoh ulama, aktivis, dan politisi Bapak Kiai Salahuddin Wahid telah berulang ke Rahmatullah," ujar Presiden Jokowi melalui akun media sosial Instagram-nya, kemarin.
Jokowi mendoakan agar seluruh amal ibadah dan pengabdian Gus Sholah itu memperoleh ganjaran yang berlimpah dari Allah SWT. Selain itu, keluarga yang ditinggalkan pun diberikan kesabaran dan ketabahan. "Atas nama keluarga, pemerintah, dan seluruh masyarakat, saya menyampaikan dukacita yang mendalam atas kepulangan beliau," tandas Jokowi.
Sumber: NRC/Foto: ANTARA
Ungkapan duka juga datang dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang pada pukul 23.15 WIB tiba di rumah duka dengan mengenakan baju putih dan kopiah. Anggota Komisi II DPR dari Fraksi Nasdem, Syamul Lutfhi, mengungkapkan bahwa Gus Sholah merupakan sosok visioner. "Beliau selalu mengajarkan kepada kita semua bahwa bangsa kita adalah bangsa yang besar. Semua anak bangsa harus saling tenggang roso dan tepo seliro dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat," ujarnya.
Di lain pihak, salah satu Ketua Lembaga Alkitab Indonesia, Pendeta Weinata Sairin, mengatakan Indonesia kehilangan seorang tokoh yang sepanjang hidupnya memperjuangkan keadilan, kebenaran, dan kebebasan beragama. Sekretaris Jenderal Majelis Hubbul Wathon, Herry Heryanto Azumi, juga menyatakan keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) sangat kehilangan sosok Gus Solah.
Menurutnya, almarhum merupakan tokoh pemersatu antara pihak struktural dan kultural di NU. Rohaniwan sekaligus Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Benny Susetyo Pr, juga merasa terpukul atas meninggalnya Gus Sholah.
Bagi Romo Benny, Gus Sholah merupakan ulama yang memperjuangkan hak asasi manusia.
Sementara itu, di rumah duka tampak hadir budayawan Emha Ainun Najib, mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Yenny Wahid dan Sinta Nuriyah Wahid, juga beberapa tokoh lain. (Aiw/Pra/Cah/Tri/X-7)
Mimpi Gus Sholah untuk membangun rumah sakit berawal dari banyaknya santri di Pesantren Tebuireng dan beberapa pondok pesantren sekitarnya.
Ratusan orang berebut menggotong keranda jenazah Gus Sholah, panggilan akrab Salahuddin Wahid, yang bertutup kain hijau.
Meninggalnya KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah meninggalkan duka mendalam bagi bangsa ini.
Gus Sholah meninggal dunia pada Minggu (2/2/2020) pukul 20.55 WIB setelah menjalani perawatan pascaoperasi jantung.
"Beliau (Gus Sholah) yang kasih gelar gus ke Hotman. Beliau undang putra pertama batak beragama Kristen ke Tebuireng," tulis Hotman.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved