Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Bangsa ini Kehilangan Sosok yang Ikhlas

Faishol Taselan
04/2/2020 07:40
Bangsa ini Kehilangan Sosok yang Ikhlas
Jenazah KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah dibawa ke masjid untuk disalati di Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, kemarin.(ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

“LA Ilaha Illallah... La Ilaha Illallah.” Gema kalimat tahlil dari ribuan orang berkumandang sambung-menyambung mengiringi prosesi pemakaman jenazah KH Salahuddin Wahid, pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, kemarin.

Adik kandung Presiden Ke-4 RI Abdurahman Wahid (Gus Dur) itu wafat di RS Harapan Kita Jakarta, Minggu (2/2/2020), pukul 20.55 WIB dalam usia 77 tahun setelah menjalani operasi jantung.

Ratusan orang berebut menggotong keranda jenazah Gus Sholah, panggilan akrab Salahuddin Wahid, yang bertutup kain hijau sebelum jasad almarhum akhirnya dimakamkan bersebelahan dengan pusara orangtuanya di Kompleks Makam Keluarga Ponpes Tebung Ireng.

Tampak melayat sejumlah tokoh nasional seperti Gubenur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Menko Polhukam Mahfud MD, Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir, dan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) mewakili PBNU.

Setibanya di Bandara Juanda Surabaya sekitar pukul 13.00 WIB, jenazah Gus Sholah segera dibawa ke Ponpes Tebu Ireng. Sesampainya di pondok, ribuan pelayat yang datang sejak pagi dengan membentuk barisan menyambut iring-iringan pembawa jenazah.

Setidaknya ada lima gelombang jemaah yang bergantian melakukan salat jenazah.

KH Mustofa Bisri atau Gus Mus, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang, saat menyampaikan sambutan mewakili PBNU mengungkapkan bangsa ini sangat kehilangan atas wafatnya Gus Sholah.

“Gus Sholah sosok yang ikhlas. Ikhlas bukan hanya kepada agama, tetapi juga kepada bangsa dan negara. Saya mendapat berkah bisa kenal beliau,” kata Gus Mus.

Di lain pihak, Khofifah melihat sosok Gus Sholah sebagai tokoh bersahaja yang mempraktikkan ajaran Islam sebagai agama yang penuh damai dan kasih.

“Para romo dan pendeta dari berbagai negara biasa menginap di Tebu Ireng hingga berhari-hari. Almarhum selalu mengingatkan kita untuk menjaga persatuan.Tidak ada gunanya pertumbuhan ekonomi apabila Indonesia terpecah belah. Beberapa kali beliau menyampaikan pesan itu,” ujarnya seusai menjemput jenazah Gus Sholah di bandara.

Bagi aktris layar lebar Christine Hakim, Gus Sholah selain memiliki wawasan yang luas juga amat bijak dan membumi. Almarhum kerap menenteramkan hati para awak film di tengah-tengah kerja mereka yang padat.

“Bagi beliau, hal sesulit apa pun akhirnya bisa menjadi mudah. Selain itu, Gus Sholah termasuk sosok yang sangat disiplin dalam pola hidup dan makan,” ungkap Christine di dalam bus keluarga yang bersiap berangkat dari Bandara Juanda menuju Jombang. (Faishol Taselan/Heri Susetyo/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya