Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
TAIWAN melaporkan kasus virus Korona baru, yang diduga dari familia yang sama dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrom) atau Sindrom Pernafasan Akut, Selasa, (21/1).
Dilansir dari AFP, virus tersebut menyerang seorang wanita Taiwan berusia sekitar 50 tahun, yang tinggal di Wuhan, Tiongkok. Dan kembali pulang ke Taiwan pada Senin, (20/1). Beberapa gejala yang ditemukan yakni demam, batuk, dan sakit tenggorokan.
Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) di Taiwan mengatakan, Pasien tersebut diketahui, melaporkan gejala-gejalanya kepada petugas karantina pada saat kedatangan di bandara Taoyuan dan segera dibawa ke rumah sakit untuk perawatan.
Berdasarkan keterangan, pasien belum mengunjungi pasar lokal atau melakukan kontak dengan burung atau binatang liar ketika berada di Wuhan.
Mengetahui penemuan pasien yang terjangkit virus korona baru itu, pihak berwenang langsung memantau 46 penumpang dan awak dari penerbangan yang sama.
CDC meningkatkan kewaspadaanya di Wuhan ke tingkat tertinggi, mendesak masyarakat agar tidak berpergian kecuali jika diperlukan.
"Kami meminta masyarakat untuk tidak panik karena saat ini pasien sudah langsung dibawa kerumah sakit dari bandara," kata pihak CDC.
Mereka juga menyampaikan bahwa, kasus ini sudah dilaporkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan otoritas Tiongkok. Dapat diketahui virus misterius tersebut telah menyebar ke luar Tiongkok, seperti Thailand, Jepang, hingga Korea Selatan.
Sejumlah negara-negara Asia juga telah meningkatkan langkah-langkah untuk memblokir penyebaran virus baru itu. Berdasarkan data terakhir jumlah kasus ini melonjak menjadi hampir 300 orang terjangkit virus tersebut sejak pertama kali virus itu muncul di Wuhan, Tiongkok. (AFP/OL-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved