Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
INDONESIA belum memiliki vaksin anti corona virus penyebab pneumonia yang mulai menyebar dari Wuhan, Tiongkok. Maka, masyarakat diminta mewaspadai penyebarannya.
"Vaksin pneumonia yang ada di Indonesia baru tiga, dan aksinnya gak cocok dengan coronavirus. Tidak untu mencegah corona virus," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono, Selasa (21/1).
Menurutnya, hingga saat ini penyebaran penyakit tersebut masih belum diketahui secara detail. Di Wuhan sendiri sebenarnya sudah tidak ada kasus baru, tapi masih dicari mekanisme penularan dan sampai Singapura, Jepang.
Meski demikian, dirinya menyatakan hingga kini WHO belum mengeluarkan peringatan travel banned ke wilayah Wuhan. Peringatan tersebut baru akan dikeluarkan apabila penyebaran virus semakin meluas, dan mengakibatkan banyak kematian.
"Seperti virus Ebola di Congo waktu itu, kita tidak boleh masuk ke salah satu provinsi di sana, kecuali petugas kesehatan yang dapat pelatihan yang cukup di negara itu. Kita tidak berharap terjadi demikian," tuturnya.
Anung menjelaskan, Travel banned berhubungan dengan tatanan ekonomi. Misalnya tidak boleh mengirim produk, karena akan jadi faktor menular.
''Kita berharap ini tidak terjadi, dan masyarakat bisa beraktivitas normal, baik jalan ke luar maupun dari luar ke dalam," ucapnya. (OL-2)
Penyakit Respiratory Syncytial Virus (RSV) kini menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Walau sering dianggap sebagai flu biasa, RSV menyimpan potensi bahaya serius.
Pneumonia bisa menjadi invasif dan berat bagi orang dewasa, terlebih bagi individu yang memiliki penyakit komorbid misalnya HIV atau penyakit jantung pada usia lanjut.
Hari Hepatitis Sedunia dirayakan setiap tanggal 28 Juli sebagai aksi global untuk menunjukkan perhatian terhadap hepatitis yang masih menjadi risiko besar bagi kesehatan masyarakat.
Varian baru virus SARS-CoV-2 yang dikenal dengan nama Nimbus atau varian NB.1.8.1 mulai menarik perhatian dunia setelah penyebarannya meningkat di sejumlah negara Asia.
PARA ilmuwan di Tiongkok telah menemukan sejumlah virus baru yang belum pernah terlihat sebelumnya pada kelelawar yang hidup di dekat manusia.
Peneliti di Tiongkok menemukan 20 virus baru di ginjal kelelawar Yunnan, dua di antaranya mirip dengan virus mematikan Nipah dan Hendra.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved