Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KASUS alergi pada anak maupun dewasa cukup sering ditemukan di berbagai belahan dunia. Data World Allergy Organization pada 2011 menunjukkan bahwa terdapat sekitar 30-40% populasi di dunia yang mengalami kondisi alergi.
Pencegahan alergi sejak dini perlu menjadi perhatian orang tua karena dapat mempengaruhi asupan nutrisi pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan hingga berdampak pada tumbuh kembang dan kualitas hidup anak di masa depan.
Dokter Spesialis Kesehatan Anak Departemen Kesehatan Anak Fakultas Kefokteran Universitas Indonesia, Zakiudin Munasir, mengatakan dampak alergi tidak boleh dianggap remeh karena tidak hanya berhenti pada gejala yang dialami, tetapi juga berpengaruh pada kualitas hidup anak dan akan menjadi beban orang tua dalam hal biaya penangananya.
Dibutuhkan tindakan pencegahan mulai dari identifikasi faktor resiko seperti riwayat keluarga, hingga pemberian nutrisi yang tepat untuk mendukung sistem imun yang lebih baik. Hal ini karena nyatanya, semua orang bisa mengalami alergi, namun dengan tingkat risiko yang berbeda-beda.” ujar Zakiudin dalam Syneo Symposium di Jakarta, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Selain paparan allergen seperti pada kulit, polusi, atau lingkungan mikrobiota yang buruk di saluran cerna, seorang anak juga dapat mengalami kondisi alergi dari faktor keturunan.
“Bahkan, jika kedua orang tua mengalami alergi, risiko anak mengalami alergi dapat meningkatkan hingga 80%. Anak tanpa riwayat alergi di keluarga sekalipun masih berisiko menderita alergi sebesar 5-15%”, tambah Zakiudin.
Selain dampak kesehatan, tingginya beban biaya yang diakibatkan oleh kondisi alergi semakin menekankan pentingnya tindakan pencegahan.
Baca Juga: Menaker Canangkan Bulan K3 Nasional Tahun 2020
Secara umum, terdapat 4 (empat) sumber beban biaya yang dialami oleh pasien dan keluarga dalam kondisi alergi, yaitu biaya pengobatan, biaya tambahan terkait nutrisi pengganti, penghindaran alergen, biaya konsultasi, hingga biaya imunoterapi.
Syneo Symposium juga menghadirkan seorang peneliti dari National University of Singapore, Christophe Lay, yang menyajikan pembahasan terkini mengenai strategi nutrisi untuk mencegah kondisi alergi.
Christophe menjelaskan, keseimbangan mikrobiota saluran cerna berperan penting mendukung sistem imun yang baik dan melindungi anak dari risiko alergi.
Uniknya, mikrobiota saluran cerna merupakan kondisi yang diturunkan dari ibu kepada anaknya secara turun temurun. Keseimbangan mikrobiota saluran cerna juga dapat terganggu akibat faktor lingkungan seperti metode kelahiran, asupan nutrisi, hingga penggunaan antibiotik.
Menurutnya, nutrisi yang dikonsumsi anak, terutama pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan, berperan penting dalam mendukung keseimbangan mikrobiota di saluran cerna.
Penelitian baru-baru ini menemukan bahwa syneo atau sinbiotik, kombinasi prebiotik scGOS | lcFOS 9:1 dan probiotik B.breve M16V secara klinis terbukti mendukung perbaikan kolonisasi Bifidobakterium serta kondisi fisiologis saluran cerna pada bayi dengan kelahiran sesar hingga menurunkan kejadian eczema – yaitu manifestasi gejala alergi yang umum terjadi di awal kehidupan,” lanjut Christophe yang juga merupakan peneliti di Danone Nutricia Research, Singapore.
Diselenggarakan selama satu hari, Syneo Symposium membahas strategi nutrisi yang dibutuhkan untuk mencegah kasus alergi pada anak.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia DKI Jakarta Rini Sekartini mengatakan, Syneo Symposium membahas situasi terkini dari kondisi alergi di dunia, faktor risiko, strategi nutrisi, hingga dampak terhadap tumbuh kembang dan kualitas hidup anak.
Hal ini penting diketahui oleh para dokter anak dan tenaga kesehatan lainnya untuk meminimalisir potensi anak mengalami kondisi alergi dan dampaknya di kemudian hari.”, ujar Rini Sekartini. (RO/OL-7)
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved