Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tengah merancang materi pendidikan kesehatan reproduksi untuk diintegrasikan dalam kurikulum nasional.
“Yang paling mungkin ialah integrasi dengan kurikulum pendidikan olahraga dan kesehatan jasmani (Penkesro),” jelas Sekretaris Utama BKKBN Nofrijal kepada Media Indonesia, kemarin. Materi Penkesro, imbuh Nofrijal akan memuat kesehatan reproduksi ditinjau dari aspek medis dan nonmedis.
Saat dihubungi terpisah, pengamat pendidikan Cecep Darmawan menilai, rencana integrasi tersebut harus dijalankan dengan catatan, yakni materi harus dipilah sesuai dengan perkembangan siswa serta pelatihan bagi guru yang memberikan materi kepada siswa. “Pemilahan materi bertujuan untuk menjauhkan pendidikan dari unsur pornografi. Gunakan bahasa yang edukatif, tidak vulgar, dan lakukan riset dalam pemilahan materi bahan ajar,” imbuh Cecep.
Sebelumnya Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo telah melakukan pertemuan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem. Keduanya bersepakat untuk memasukkan materi kesehatan reproduksi di sekolah. (Aiw/H-3)
Program pencegahan dan pengendalian stunting berhasil membawa angka stunting di Jatirejo menjadi 0. 0.
Saat bonus demografi, terjadi surplus usia produktif yang sangat tinggi. Angkanya rata-rata 70% dari keseluruhan jumlah penduduk usia produktif.
BKKBN menekankan perlunya tetap waspada dan melakukan tindakan berkelanjutan karena risiko stunting dapat mengenai siapa saja, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi.
KEMENTERIAN Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN menegaskan pentingnya peran agama sebagai salah satu dari 8 Fungsi Keluarga dalam mewujudkan generasi emas Indonesia.
Sinergi ini bertujuan menyediakan fasilitas penitipan anak di seluruh lingkungan kerja.
MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji memaparkan ada 4 tantangan untuk menurunkan stunting saat ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved