Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Observasi melalui Cosplay

(Bus/M-4)
07/12/2019 06:00
Observasi melalui Cosplay
Handoko Gani(MI/Adam Dwi)

SETIAP ayah tentu punya impian terhadap anak-anaknya, Handoko Gani mungkin salah satunya. Di tengah kesibukannya yang padat sebagai seorang instruktur ahli lie detector, ia tetap mengusahakan waktu untuk setidaknya berakhir pekan dengan sang buah hati. Pria 43 tahun itu ternyata merupakan sosok ayah yang sangat dekat dengan sang anak. Bahkan, Handoko mengaku jika dirinya ingin memastikan sang anak memiliki passion yang diaktualisasikan secara positif.

Ia tahu bahwa anaknya menggemari tokoh superhero Jepang, Kamen Rider. Juga ingin memastikan agar sang anak memiliki kanal aktualisasi yang pas untuk kesenangannya tersebut, akhirnya pilihan itu jatuh pada cosplay. Handoko mengaku sering mengajak anaknya ke berbagai event cosplay yang diselenggarakan di Jakarta.

"Saya suka datang ke acara cosplay bersama anak saya. Kalau kebetulan ada acara cosplay di Jakarta dan saya libur, saya pasti akan mengajak anak saya untuk datang. Dia suka dengan superhero Jepang Kamen Rider, dia senang kalau bisa foto bareng sama Kamen Rider," cerita Handoko kepada Media Indonesia.

Baginya, event cosplay merupakan sarana pengajaran yang baik untuk mengenalkan kepada sang anak tentang kreativitas dalam mengaktualisasikan diri. Ia sering mencontohkan kepada Ray, anaknya, untuk meniru bagaimana para cosplayer itu dengan daya kreativitas yang mereka miliki menciptakan atau menghidupkan tokoh yang mereka idolakan ke dalam bentuk visual.

"Saya melihat event cosplay itu bisa menularkan dalam 'kegilaan' yang positif buat anak saya, 'kegilaan' untuk menciptakan sesuatu yang terinspirasi dari tokoh yang mereka senangi di dunia karikatur," tambahnya.

Prinsip kerja investigasi

Ia mengaku dengan media cosplay bisa lebih 'nyambung' dengan sang anak yang baru berusia 5 tahun, terutama ketika menjelaskan tentang pekerjaannya. Handoko melihat Ray, sang anak, mulai mengerti dan mahfum dengan kesibukannya dan mulai tertarik dengan profesi sang ayah. Dalam beberapa kesempatan, Handoko bahkan mulai memperkenalkan anaknya prinsip-prinsip dasar kerja investigasi dengan analogi tokoh fiksi Sherlock Holmes.

"Saya ajarkan ke dia praktik observasi yang dilakukan Sherlock Holmes. Ketika kami ada di suatu tempat, mungkin di sebuah kafe, saya akan bertanya, misalnya, ada berapa lampu di Kafe ini, ada berapa tas warna merah, atau ada berapa orang berbaju putih di sini, seperti itu," terang Handoko menjelaskan kebiasaan uniknya bersama sang anak.

"Pengajaran itu cukup berhasil walau dalam belum maksimal. Saya sering kali ditegur anak saya ketika lagi di jalan. Dad, did you see that? Papa, apa kamu melihat itu? Dan saya tidak melihatnya, biasanya dia akan marah," tambah Handoko sambil berkelakar.

Handoko ingin sang anak memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan ia percaya dengan mengajarkan kepada anak keterampilan untuk mengobservasi lingkungan sekitar dapat meningkatkan rasa kepedulian dan kepekaan sosial dari sang anak. Ia ingin menularkan rasa kemanusiaan kepada sang anak dengan cara terbaik yang ia pahami.

"Ya, mungkin prosesnya belum pas, tapi saya tahu bahwa kita berada di jalan yang benar. Keterampilan observasi berasal dari kepedulian terhadap lingkungan dan manusia yang hidup di dalamnya, kepedulian berasal dari kecintaan, dan investigasi adalah bentuk kecintaan itu. Itu yang ingin saya tularkan pada anak saya dari cosplay dan observasi," tutupnya. (Bus/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya