Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Revitalisasi TIM dengan Hotel, Seniman: Jalan Keluar yang Keliru

Antara
26/11/2019 15:13
Revitalisasi TIM dengan Hotel, Seniman: Jalan Keluar yang Keliru
Budayawan Radhar Panca Dahana(MI/Rommy Pujianto)

KEBERADAAN hotel dalam revitalisasi Taman Ismail Marzuki yang dilakukan Pemprov DKI disebut sebagai pendekatan yang keliru, karena mengedepankan sisi komersial.

"Iya dianggap sebagai 'cost center' melulu, duit doang. Mereka bikin jalan keluar yang keliru. Nah ini makanya seperti kami bilang, mau revitalisasi apapun boleh saja tapi ajak bicara seniman sebagai stakeholder utama dari TIM. Itu mereka yang menggerakkan TIM itu karya-karya yang membuat reputasi," kata Seniman aktif Taman Ismail Marzuki Radhar Panca Dahana saat dihubungi.

Radhar menambahkan keputusan Jakpro mendirikan hotel tidak sejalan dengan visi menjadikan TIM sebagai pusat kesenian bagi para seniman yang besar dan tumbuh bersama dalam wadah untuk berekspresi itu.

"Karena kebudayaan itu bukan cost. Kebudayaan itu investasi. Selama ini pendekatannya kesenian itu seolah-olah buang duit gitu. Itu keliru besar," ujarnya.

Investasi kebudayaan yang dimaksud Radhar adalah investasi dari segi imateriil yang tidak dapat dibandingkan dengan keuntungan yang nantinya didapatkan dari biaya sewa hotel, seperti janji Jakpro.

"Ukurannya berbeda, ukurannya bagaimana kita membuat manusia yang berintegritas. Punya kepribadian, tidak korup, tidak bohong, tidak manipulatif dan lain lain," tutur budayawan itu.

Baca juga:

Oleh karena itu, seluruh seniman yang aktif di Taman Ismail Marzuki melakukan sebuah pernyataan yang bernama "Pernyataan Cikini". Isinya menolak Jakpro mengelola TIM dan mendirikan hotel di pusat kesenian itu.

Menurut Radhar yang juga ketua dari para seniman TIM, dirinya serta seniman lainnya yang menandatangani Pernyataan Cikini tidak pernah diajak berdiskusi oleh Jakpro terkait pembangunan hotel bintang lima yang akan bernama Wisma TIM.

"Jakpro itu hanya ngomong sama beberapa orang yang tidak mewakili dan merepresentasi seniman di Jakarta. Mereka merepresentasi kepentingan mereka pribadi ya kan dan saya bilang ke teman-teman "nanti juga mereka kejedot" dan mereka sudah kejedot, kena PHP akhirnya mereka kembali mendukung kita. Ada orang-orang begitu," pungkasnya.(OL-5)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya