Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Wapres Hadiri Maulid Akbar di Istiqlal

Antara
21/11/2019 22:15
Wapres Hadiri Maulid Akbar di Istiqlal
MAULID AKBAR DI MASJID ISTIQLAL: Wakil Presiden Ma'ruf Amin (ketiga kiri) berbincang dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)( ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/ama.)

WAKIL Presiden Ma'ruf Amin menghadiri acara Maulid Akbar dan Doa untuk Keselamatan Bangsa yang diselenggarakan lembaga dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (21/11) malam.

Dalam sambutannya pada acara itu, Wapres menyampaikan bahwa Nabi Muhammad merupakan figur yang luar biasa.

"Nabi Muhammad itu manusia tapi bukan kayak manusia biasa. Bahkan Nabi Muhammad itu ibarat batu mutiara sedangkan orang lain kayak batu biasa," kata Ma'ruf di Istiqlal, Jakarta, Kamis malam.

Dia mengatakan, Nabi Muhammad ibarat batu berlian, sementara manusia biasa ibarat batu koral.

"Jadi beda harganya, berlian itu kecil saja harganya mahal, kalau koral satu truk aja nggak ada harganya," kata dia.

Ma'ruf yang juga Mustasyar PBNU itu menyampaikan Nabi Muhammad adalah tokoh perubahan. Islam, kata dia, adalah agama perbaikan atau agama perubahan.

Nabi Muhammad, kata dia, mampu mengubah umat zaman jahiliyah menjadi umat terbaik.


Baca juga: Lagi, UNS Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik


"NU juga organisasi perubahan, perbaikan. Yang diperbaiki itu agama dan kemasyarakatan. Agama yang diperbaiki NU itu akidah dan cara berpikirnya," kata Ma'ruf.

Dia mengatakan dalam masa saat ini, perubahan yang harus dilakukan adalah perubahan pemahaman keagamaan supaya lurus dan  perubahan kemasyarakatan dalam aspek kehidupan ekonomi, sosial, dan pendidikan.

"Makanya Indonesia kita ini visi ke depannya adalah ingin menjadi Indonesia maju," ujar dia.

Dia menekankan sebagai organisasi perbaikan dan perubahan, NU akan terus mengambil peran dalam perubahan.

Perubahan, menurut dia, harus dilakukan secara cepat agar tidak ketinggalan.

"Makanya paradigma alon-alon asal kelakon harus sudah ditinggalkan. Sekarang harus sudah serbacepat. Semua serba akselerasi. Perubahan harus cepat, tapi juga harus tepat agar tidak berantakan," katanya.

Ma'ruf mengatakan kaidah yang dipegang NU yang selama ini hanya ada dua yaitu menjaga yang lama yang baik serta mengambil yang baru yang lebih baik (bertransformasi), harus ditambah satu lagi yakni inovasi. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya