Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

2000 Pelajar Jabar Dilatih Antiradikalisme

Bayu Anggoro
19/11/2019 12:08
2000 Pelajar Jabar Dilatih Antiradikalisme
Gubernur Jabar Ridwan Kamil(MI/Bayu Anggoro)

SEBANYAK 2000 siswa SMA/SMK di Jawa Barat mendapat pelatihan antiradikalisme, di Bumi Perkemahan Mandalawangi, Cianjur, Jawa Barat (Jabar), hari ini. Mereka dikumpulkan untuk memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan dengan sesama warga.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Emil-red) hadir langsung untuk memberikan arahan dalam acara yang diinisiasi Relawan Jabar Bergerak tersebut."Ini bagian dari pendidikan Pancasila. Ada dua ribuan anak-anak yang kita undang, untuk menguatkan kepancasilaan, kerukunan, dan jadi agen untuk menangkal radikalisme," kata Emil.

Menurut Emil, para siswa sekolah ini harus diberi pendidikan antiradikalisme. Mereka merupakan generasi penerus yang akan menjadi
penentu keberlangsungan negara di masa yang akan datang.

"Ini investasi mahal, jangka panjang. Anak-anak enggak boleh terpapar hal-hal negatif," kata Emil dalam acara bertajuk Milenial Camps 2019
tersebut.

Prediksi Indonesia emas pada 2045 mendatang, menurutnya tidak akan terwujud jika generasi mudanya tidak memahami pentingnya arti persatuan dan kesatuan. Sebab, untuk menjadi negara adidaya, kondusivitas bangsa harus terjaga dengan baik.

"Syarat ketiga, jangan bertengkar. Kalau kita bertengkar, kita tidak ada waktu untuk melakukan hal-hal positif," katanya.

Dalam paparannya di hadapan generasi muda tersebut, Emil pun mencontohkan sejumlah negara yang hancur akibat masyarakatnya sering
berkonflik. "Yugoslavia bubar, Afganistan perang, sekarang Suriah perang. Agamanya sama, tapi bertengkar," katanya.

Oleh karena itu, mantan wali Kota Bandung ini mengajak para siswa untuk tidak mengedepankan perbedaan terutama menyangkut agama dan suku. Dia meyakini, konflik hingga perang saudara di suatu negara terjadi akibat adanya pihak-pihak yang gemar menonjolkan perbedaan.

"Jangan parasea (berselisih), nanti negara kita bubar," katanya. Agar terhindar dari eksklusivitas yang suka menonjolkan perbedaan, Emil
mengajak para siswa untuk cermat dalam memilih pertemanan.

"Berteman dengan orang yang akhlaknya kurang baik, bisa kebawa tidak baik. Hati-hati pilih pertemanan," katanya.

Ketua Relawan Jabar Bergerak, Atalia Praratya Kamil, mengatakan, dalam acara ini para siswa akan mendapatkan berbagai pendidikan, salah satunya terkait antiradikalisme. Pihaknya memberikan pelatihan tentang penggunaan gawai yang baik dan benar.

Menurutnya, di era 4.0 ini media sosial menjadi senjata yang ampuh dalam menebar hasutan dan kebencian. "Gunakan media sosial dengan baik. Jangan terjebak pada sisi hitam media sosial," katanya. (OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik