Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Perawatan Kulit dengan Trial and Error Berbahaya

Eni Kartinah
24/10/2019 19:35
Perawatan Kulit dengan Trial and Error Berbahaya
dr. Devina Nova Estikaratri.(Istimewa)

PERKEMBANGAN teknologi kini tidak bisa dipisahkan dari industri perawatan kulit. Bahkan teknologi telah berjalan seiring dengan kemajuan perawatan kulit. Bisa dikatakan bahwa teknologi telah menjadi bagian penting dalam bidang perawatan kulit.

Selama dua dekade terakhir, Erha telah mendalami konsep perawatan kulit (caring) dan melahirkan berbagai rangkaian produk over the counter (OTC) untuk konsumen dengan mobilitas tinggi dan memiliki masalah kulit yang tergolong ringan.

Tak hanya itu, dengan pengalaman yang mumpun, Erha terus memberi perawatan (caring) dan mengatasi permasalahan kulit (curing) melalui konsultasi dengan dermatolog yang dikombinasikan dengan teknologi perawatan kulit.

Inovasi teknologi perawatan kulit di Erha Clincic pun kian berkembang maju seiring dengan kebutuhan konsumen yang semakin beragam. Namun dengan besarnya segmen konsumen yang mencari produk perawatan sehari-hari, Erha  ingin menggali kebutuhan spesifik kulit mereka secara mandiri.

Berbagai upaya yang perlu ditempuh konsumen dalam menemukan produk perawatan yang tepat, kerapkali menyebabkan masalah. Pertama, terbuangnya waktu (time spent) yang relatif berbeda untuk setiap individu.

Kedua, juga berkaitan dengan waktu disebabkan trial and error. Dalam memenuhi harapannya, konsumen kerap menggunakan produk-produk yang tidak cocok dan tepat dengan kondisi kulit mereka.

Terlebih lagi, sarana informasi produk melalui media sosial sangat gencar. Dengan minimnya pengetahun dan tawaran produk dengan klaim menggiurkan, konsumen terjebak untuk menggunakan produk perawatan kulit yang tak tepat. Tak mengherankan, jika tak sedikit konsumen salah menggunakan produk yang tak sesuai dengan jenis dan kebutuhan kulit mereka.

Dalam perawatan kulit, setiap individu sangat mendambakan solusi yang tepat. Untuk itu, langkah pertama yang harus ditempuh adalah memiliki pemahaman akan jenis kulit sendiri.

Namun tanpa diagnosa yang akurat, konsumen yang belum memahami karakter kulit mereka, tidak akan bisa memenuhi kebutuhan kulitnya dan akan kembali terjebak melakukan trial and error.

Dalam mengidentifikasi jenis kulit, selama ini masyarakat secara umum mengenal adanya empat klasifikasi kulit yaitu kering, berminyak, kombinasi, dan sensitif, yang dipopulerkan tokoh kosmetik Helena Rubinstein pada awal 1900-an.

Namun seiring dengan berkembangnya inovasi produk perawatan, klasifikasi Rubinstein tidak lagi cukup untuk menentukan karakteristik kulit yang lebih spesifik.

Kini Baumann Skin-Type Indicator (BSTI) atau Indikator Tipe Kulit Baumann menjadi parameter baru dalam mengidentifikasi karakter atau jenis kulit secara luas.

BSTI memberikan pendekatan baru yang mengklasifikasikan jenis kulit melalui empat parameter ciri kulit yaitu kering atau berminyak, sensitif atau resisten, berpigmen atau tidak, dan berkerut atau kencang.

Dari paremeter tersebut, kita akan mendapatkan 16 karakteristik jenis kulit yang berbeda. Berangkat dari diagnosa yang akurat, kita akan bisa merawat kulit sesuai dengan kebutuhannya.

“Untuk mempermudah konsumen dalam mengidentifikasi dan merawat kulit mereka, Erha mempersembahkan inovasi terbarunya, Erha.DNA sebagai smart skin solution yaitu sebuah sistem pintar berbasis artificial intelligence (AI) dan DNA, untuk menentukan personalized product yang sesuai dengan jenis kulit dan kebutuhan unik setiap individu,” jelas dr. Devina Nova Estikaratri, Head of Erha.DNA di Jakarta, Kamis (24/10).

“Karena tidak ada individu yang sama, sistem pintar Erha.DNA akan membantu merawat kulit dengan tingkat akurasi penilaian yang tinggi karena diformulasikan sesuai dengan hasil tes AI dan DNA tubuh kita,” tutur  dr. Devina.

Sistem pintar Erha.DNA sebagai smart skin solution terdiri dari tiga rangkaian sistem terpadu, yang mampu mengidentifikasi karakter genetik setiap individu.

Sistem pertama, kata Devina, adalah Smart Assistant yaitu Erha.DNA Mobile App sebagai sahabat pintar yang membantu mengidentifikasi jenis kulit, memantau perkembangan, hingga memberikan informasi yang bersifat interaktif sesuai dengan karakter kulit Anda.

“Sistem kedua adalah Smart Innovation yaitu Erha.DNA test kit sebagai alat pintar yang terdiri dari DNA Swab sebagai media pemeriksa karakter genetik kulit, moisture tester untuk mengetahui kelembaban kulit, dan Skin Lens untuk mengetahui kondisi pori-pori,” jelas Devina. 

Sistem ketiga adalah Smart Treatment yaitu Erha.DNA skincare products sebagai rangkaian pintar perawatan kulit  yang terdiri dari cleanser, day moisturizer, sunscreen, essence, dan night moisturizer yang dipilih sesuai dengan jenis kulit dan karakter genetik setiap individu.

“Karena disesuaikan dengan DNA tubuh, Erha.DNA skincare products ini memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi dalam merawat kulit,” papar Devina.

Inovasi ini awalnya lahir dari aspirasi Ereha untuk menjawab kebutuhan konsumen yang kian membutuhkan solusi praktis namun efektif. Pengembangan Erha.DNA yang membutuhkan waktu lebih dari dua tahun, melibatkan proses  yang cermat dalam mengkombinasikan pemilihan teknologi yang tepat.

“Hasilnya adalah inovasi yang science-based, evidence-based, dan lengkap baik dari segi teknologi maupun rangkaian produk,” ucapnya.

“Pada sistem Erha.DNA mobile App dan Erha.DNA test kit, penilaian kondisi kulit dianalisa menggunakan teknologi berbasis artificial intelligence (AI) dan DNA. AI disini dirancang untuk menentukan kondisi kulit saat ini serta perubahannya,” jelas Andreas Antoninus, Business Innovation Senior Manager Derma Global Ventura.

“ AI mengawali analisa lewat sejumlah kuesioner pada Erha.DNA Mobile App dan rangkaian tes menggunakan Erha.DNA test kit yang juga melakukan analisa DNA melalui sampel saliva. Melalui sistem alogritma unik dan hasil tes DNA, basis data kemudian akan menentukan rangkaian produk yang paling sesuai dengan kondisi kulit konsumen,” ujar Andreas.

Dengan sistem pintar Erha.DNA, konsumen tidak perlu lagi menyaring sekian banyak produk perawatan dan melalui perjalanan trial and error. Konsumen akan langsung mendapatkan rangkaian produk perawatan yang sesuai dengan kondisi kulit dan bisa secara rutin memeriksa perubahan yang terjadi pada kulit selama menggunakan rangkaian perawatan tersebut.

“Peluncuran Erha.DNA sebagai smart skin solution ini akan menjadi sebuah momen penting dari perjalanan 20 tahun Erha sebagai brand dengan layanan dan produk perawatan kulit terpadu yang sejak awal, berkomitmen untuk terus melayani masyarakat dengan memberikan solusi terdepan dan hasil yang nyata,” tutup Alfons Sindupranata, CEO Derma Global Ventura. (OL-09)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya