Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
NYONO Manis atau akrab disapa Nyoman, 54, setiap hari menyusuri pedesaan menggunakan motor inventasi kepala puskesmas (2006) yang sudah dimodifikasi menjadi kendaraan patroli dengan lampu sirine layaknya ambulans dan radio komunikasi untuk mengjangkau orang sakit yang tinggal jauh dari puskesmas.
Sehari-hari ia ke tiga desa yaitu Tegal Arum, Sempi dan Jambe Wangi yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Sempu di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Desa paling jauh yang harus ia datangi ialah Jambe Wangi yang terletak di kaki Gunung Raung, sekitar 15 meter dari Puskesmas Sempu.
"Medannya paling berat itu desa Jambe Wangi. Jalannya masih hutan dan banyak batu besar belum beraspal," ucapnya ketika ditemui Media Indonesia dalam acara kunjungan media di Puskesmas Sempu, pada Rabu (3/10).
Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada warga miskin atau lansia, Nyoman ditemani satu orang dokter visit yang ia bonceng di sepeda motornya. Mereka berdua membawa obat-obatan, tensimeter, dan peralatan kesehatan, dan sembako.
Sembako, terang Nyoman, diberikan sebagai kompensasi apabila ada laporan masyarakat miskin yang sakit, tetapi mereka telat datang untuk memberikan pelayanan.
"Kami memeriksa pasien, memberikan obat dengan gratis tanpa biaya. Kalau terlambat kami berikan sembako," ucapnya.
Baca juga: Ada Mal untuk Orang Sehat di Puskesmas Ini
Kepala Puskesmas Sempu Hadi Kusairi menuturkan inovasi jemput bola orang miskin yang sakit sudah berjalan sejak 2017 lalu. Inovasi itu diberinama Calon Harapan Insan Penghuni Surga (CHIPS).
"Saya terinspirasi dari film tentang polisi berjudul CHIPS," ucap pria yang sudah membawa Puskesmas Sempu dianugerahi beragam penghargaan mulai dari Puskesmas Berprestasi tingkat Provinsi Jatim tahun 2014.
Bukan hanya sampai di sana, Puskesmas Senpu juga meraih Top 25 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Provinsi Jatim 2017, dan Penghargaan dari United Nations Public Service Awards 2019 dengan inovasi pelayanan publik di Korea.
CHIPS, terangnya, lanjutan dari inovasi bernama Pasca Rawat Inap Kunjung Ning Griyo (Parikuning) yang dilatarbelakangi temuan banyaknya pasien pasca rawat inap (opname) yang tidak lagi kontrol ke puskesmas.
Setelah ditelusuri, banyak kendala yang ditemukan seperti kendala geografis, tidak punya biaya, tidak punya kendaraan atau pasien sebatang kara sehingga tidak ada keluarga yang mengantarkan kontrol.
Menurut Hadi, di wilayah kerja Puskesmas Sempu, ada sekitar 6043 penduduk yang hidup di tengah hutan dan dari jumlah itu terdata ada 166 warga miskin yang tidak mampu mengakses layanan kesehatan.
Baca juga: Di Banyuwangi, Orang dengan Gangguan Jiwa Diberdayakan
Koordinator CHIPS Primadona Kami di Puskesmas Sempu Dr. Daniek Wardhani menjelaskan selain melakukan patroli ke desa-desa, laporan pada koordinator CHIPS datang dari warga apabila ada lansia yang sakit atau membutuhkan layanan kesehatan.
"Prioritas pasien yang kami datangi tidak punya kendaraan, tidak punya uang, kondisi fisik tidak memadai," ucapnya.
Selain memberikan pelayanan kesehatan, tim juga memberikan santuan untuk warga miskin. Hasil dari iuran petugas kesehatan di puskesmas Sempu setiap Kamis menyisihkan gaji mereka.
Tidak hanya permasalahan kesehatan, inovasi CHIPS juga membantu membantu menanggulangi masalah lain dengan berkoordinasi bersama lintas sektor seperti penyediaan jamban bersih, hingga bedah rumah bagi warga miskin.
"Untuk mempermudah dalam memantau, rumah yang sudah dikunjungi ditempelkan stiker berisi nomor telefon koordinator CHIPS atau kentongan sehingga warga sekitar bisa ikut memantau," tukas dr. Daniek.
Hadi menyampaikan CHIPS telah diganjar penghargaan masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2019 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokras (PAN-RB). Dampak dari diterapkannya inovasi ini, angka rawat inap di Puskesmas Sempu turun signifikan karena warga sakit dirawat di rumah mereka. (A-4)
SEBANYAK 29 orang penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara itu 4 orang ditemukan meninggal dunia.
Keberadaan tim nanti akan menjelaskan secara rinci perihal sistem SPBM serta mencari solusi terbaik agar mereka tetap terakomodasi dan tetap sekolah.
Sedikitnya 61 orang dilaporkan hilang setelah kapal feri tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7) malam.
Rama menuturkan penangkapan bermula dari laporan masyarakat yang masuk melalui layanan pengaduan Waduli Banyuwangi.
Kegiatan ini menjangkau 8 titik lokasi di Kabupaten Banyuwangi dan berkolaborasi dengan tiga Puskesmas: Genteng Kulon, Singojuruh, dan Gitik.
Kota Banyuwangi memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi, hampir setara dengan tingkat pertumbuhan nasional 2024. Salah satu penopangnya adalah industri pariwisata.
DIREKTUR Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan, Ina Agustina Isturini, mengatakan bahwa Indonesia menempati posisi ketiga dalam penemuan kasus kusta di dunia pada 2023.
Hingga saat ini, layanan tes HIV tersedia di 514 kabupaten/kota, layanan IMS di 504 kabupaten.
Dari 356 ribu ODHIV tersebut, sekitar 67 persen atau 239.819 orang sedang dalam pengobatan dan sekitar 55 persen atau 132.575 virusnya tersupresi.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan di periode 2024, ada lebih dari 4.500 kasus IMS pada rentang kelompok muda.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana melanjutkan wacana standardisasi kemasan rokok untuk seluruh bungkus rokok yang beredar di pasaran.
PENYAKIT hipertensi, diabetes melitus, hingga masalah gigi menjadi penyakit yang banyak ditemukan dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved