Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
PRODUSEN benih sayuran, PT East West Seed Indonesia (Ewindo), kembali menghadirkan Panah Merah Innovation Award (PMIA) 2019 yang diikuti sebanyak 110 karya inovasi dari 50 perguruan tinggi di Indonesia dengan mengusung tema besar "Creative Innovation Towards SDG's 2030".
"Berbeda dengan PMIA 2018, kegiatan kali ini lebih memberikan keleluasaan kepada peserta untuk mengeksplorasi kemampuannya tidak hanya di bidang teknis pertanian saja, namun berbagai pendekatan keilmuan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dunia tahun 2030," kata penasihat kegiatan, Fransiska Fortuna dalam keterangannya, Selasa.
Untuk itu dalam PMIA 2019 terdapat tiga sub tema yang diusung yakni bidang agrobisnis, analisa nutrisi sayuran, dan proyek komunitas sosial terkait agenda SDGs tujuannya untuk memberikan lebih banyak peminat dari berbagai bidang disiplin ilmu, jelas Fransiska yang juga didampingi Ketua Panitia PMIA 2019, Nur Fajrina.
"Perkirakan kami peserta tidak hanya dibidang eksak, namun berbagai bidang seperti program studi akuntansi dari Universitas Indonesia yang menghadirkan karya asuransi mikro bagi petani atau program studi psikologi dan kedokteran dari Universitas Hasanuddin yang membahas soal pola pemahaman gizi terhadap masyarakat," kata Fransiska.
Bahkan Fransiska melihat karya yang dipaparkan peserta dari prodi non pertanian itu akan memberikan manfaat yang besar seperti tentang asuransi mikro dampaknya bakal luar biasa karena dapat mengurangi risiko kerugian bagi petani kecil apabila mengalami gagal panen.
Baca juga : Milenial Mulai Menyukai Sektor Pertanian
Menurut Nur Fajrina tim juri telah memilih 10 karya terbaik dari PMIA 2019 untuk kemudian akan diseleksi lagi oleh tim panelis menjadi tiga karya pemenang yang akan mendapatkan penghargaan berupa uang juga terbuka kesempatan karyanya digandeng oleh industri yang berminat termasuk dari Ewindo.
Penjaringan PMIA 2019 berkerja sama dengan Universitas Indonesia untuk perguruan tinggi negeri dan Kopertis untuk perguruan tinggi swasta, serta untuk pengumumannya menggunakan fasilitas media sosial.
"Kami menggunakan media sosial karena ingin menjaring inovator dari kalangan milenial. Ternyata upaya itu berhasil mayoritas karya masuk berasal dari anak-anak milenial yang perhatian terhadap SDG's 2030," jelas Nur.
Kepala Pusat Litbang Upaya Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Dodi Iswardi mengatakan sangat menghargai apa yang dilakukan Ewindo yang menghadirkan berbagai disiplin ilmu untuk mencapai SDGs 2030.
Program ini, jelas Dodi, patut mendapat apresiasi karena sejalan dengan program mencapai SDGs yang tidak hanya tanggung jawab dari pemerintah saja tetapi juga dari badan usaha dan masyarakat.
Sedangkan panelis lainnya Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian Badan Perencanaan Nasional/ Bappenas Pungkas Bahjuri Ali melihat paparan ilmiah yang disajikan memilikii kualitas yang baik bahkan dapat ditindaklanjuti untuk mengatasi persoalan gizi di masyarakat.
"Saya kira karya-karya inovasi mereka siap untuk diaplikasikan tinggal di dorong saja," ujar dia.
Sementara itu dari kalangan peserta seperti Ikhwanuddin dari Universitas Sumatera Utara Prodi Fisika dengan karya untuk memeninimalisasi penggunaan pestisida di kalangan petani serta Belinda Azzahra dari Universitas Indonesia Prodi Akuntansi dengan karya asuransi mikro bagi petani kecil mengungkapkan rasa senangnya mengikuti ajang ini hingga masuk tahap final.
"Saya memang telah mempersiapkan makalah ini sejak lama, ternyata ada ajang PMIA 2019 dari media sosial. Setelah disodorkan ternyata mendapat sambutan positif," ujar Belinda yang karyanya masuk peringkat dua.
Sedangkan untuk peringkat pertama dimenangkan perwakilan Universitas Brawijaya yang mengembangkan pemanfaatan lalat hitam untuk mengolah limbah organik serta pemanfaatan limbah organik dan non organik untuk bahan bakar dari Institut Teknologi Bandung. (Ant/OL-7)
BSKDN Kemendagri menyoroti lima pilar utama yang harus diperkuat dalam pengelolaan badan usaha milik daerah (BUMD)
Program ini dirancang untuk menjawab kebutuhan akan lahirnya pengusaha-pengusaha pendidikan yang memiliki visi mencerdaskan bangsa dan sekaligus kompetensi.
Toyota memanfaatkan momentum GIIAS untuk menampilkan jajaran kendaraan yang mencakup berbagai segmen, mulai dari city car hingga mobil listrik murni.
TUMBUHAN air eceng gondok memang seringkali dianggap hama. Anggapan itu tidak sepnuhnya salah, namun bagaimana mengubah enceng gondok bisa menjadi sumber penghasilan dan solusi lingkungan?
Microsoft kembali menghadirkan inovasi terbaru melalui peluncuran Copilot Vision dan berbagai fitur AI eksklusif di Windows 11.
Siswa harus dipersiapkan sukses pada abad ke-21 sebagai inovator dan pemecah masalah yang kreatif sejak usia dini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved