Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar berupaya melakukan evakuasi Hiu Paus (Rhincodon typus) yang ditemukan terjebak di inlet canal unit 2 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, Probolinggo, Jawa Timur.
Hiu itu diketahui pada 29 Agustus atas laporan PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkit (PJB UP) Paiton kepada Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo yang kemudian diteruskan kepada BPSPL Denpasar.
“Kita melakukan koordinasi penanganan dengan membentuk tim terpadu dan menyusun rencana aksi agar evakuasi hiu paus dapat dilakukan segera. Evakuasi hiu paus menjadi penting karena PLTU Paiton merupakan objek vital nasional dan hiu paus merupakan ikan yang dilindungi oleh Pemerintah Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (PRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Brahmantya Satyamurti Poerwadi melalui keterangan resmi, Selasa (17/9).
Usai menerima laporan sejak Jumat (30/8), tim yang terdiri dari BPSPL Denpasar, Dinas Perikanan Kab. Probolinggo, Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Wilayah Situbondo, PT PJB UP Paiton, PT YTL Jawa Power dan PT Paiton Operation & Maintenance Indonesia (POMI) segera menyisir sepanjang kanal. Dari hasil penyisiran, tim tidak menemukan Hiu Paus.
Hiu paus baru kembali terdeteksi Kamis (5/9) di inlet unit 1-2 oleh PT PJB UP Paiton. Setelah itu, hiu paus kembali tak terlihat hingga satu pekan dan baru muncul kembali pada Rabu (11/9) pukul 09.30 WIB di inlet unit 6 bergerak menuju unit 2.
Baca juga : Kinerja Sektor Perikanan Konsisten Membaik
Sore harinya, pukul 16.33 WIB, Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo meneruskan laporan kemunculan hiu paus tersebut kepada BPSPL Denpasar.
BPSPL Denpasar pun segera melanjutkan pemantauan dan uji respon hiu paus pada Kamis (12/9) dan Jumat (13/9).
“Prioritas tim yang dilakukan saat ini adalah mengevakuasi hiu paus dalam keadaan hidup,” tuturnya.
Aksi ini ditargetkan untuk menghalau hiu paus yang berada di inlet canal unit 7 menuju ke arah timur atau ke arah laut. Tim memperkirakan upaya ini dapat dilakukan selama 3 hari, mulai Sabtu (14/9) hingga Senin (16/9).
Penentuan waktu evakuasi ini berdasarkan kondisi hiu paus Jumat (13/9) pukul 14.00-15.15 WIB.
Pada pengamatan tersebut, tim melakukan uji respon, dan ikan memberikan respon aktif saat dilemparkan batu di sisi kanan mata hiu tanpa mengenai tubuh.
BPSPL Denpasar bersama Pejabat Fungsional PELP Madya Direktorat Jenderal PRL KKP meninjau ulang kemunculan hiu paus pada Minggu (15/9) dan menginisiasi rapat teknis evakuasi.
Rapat dilaksanakan pada Senin (16/9) dengan hasil pembentukan tim khusus evakuasi yang dipimpin oleh Dandim Probolinggo Letkol Imam Wibowo.
Tim khusus evakuasi ini terdiri dari Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut KKP, Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati KLHK, BPSPL Denpasar, Satwas PSDKP Probolinggo, BBKSDA Jawa Timur, Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Wilayah Situbondo, Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, Dandim Probolinggo, Danlanal Banyuwangi, Polres Probolinggo, Danposal Paiton, Polair Polres Probolinggo, Danramil Paiton, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga, WSI, Flying Vet, PT PJB UP Paiton dan lain-lain.
“Penanganan terpadu evakuasi hiu paus ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan KKP , setelah pernah dilakukan penangan terpadu yang sama pada tahun 2015,” jelas Brahmantya.(RO/OL-5)
Studi terbaru mengungkap megalodon, hiu purba raksasa yang menguasai lautan jutaan tahun lalu, bisa mencapai panjang hingga 24,3 meter.
Bayi hiu swell bernama Yoko yang lahir di akuarium Shreveport, Louisiana, tanpa keberadaan hiu jantan selama lebih dari tiga tahun.
Para ilmuwan menemukan spesies hiu dogfish berkulit kasar (Centroscymnus owstonii) di kedalaman 1.054 meter di Laut Karibia.
Berikut hewan-hewan yang memiliki umur panjang. Sebagian besar hewan itu memiliki kemampuan untuk menunda atau bahkan menghentikan proses penuaan.
Jika megalodon, hiu raksasa prasejarah yang hidup sekitar 23 hingga 3,6 juta tahun lalu, masih hidup di Bumi, beberapa skenario menarik dapat terjadi, baik dari segi ekologi maupun
Sangat jarang menemukan bukti adanya dua predator dalam satu spesimen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved