Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Kementerian LHK Segel 42 Korporasi Terkait Karhutla

Rifaldi Putra Irianto
15/9/2019 07:00
Kementerian LHK Segel 42 Korporasi Terkait Karhutla
Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rasio Ridho Sani.(ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

PEMERINTAH tidak main-main dalam menyikapi kebakaran hutan dan lahan (karhulta) yang sebagian besar lantaran ulah manusia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) pun bertindak tegas dengan menyegel 42 lahan perusahaan dan 1 lahan individu.

Penyegelan itu, kata Dirjen Penegakan Hukum KLHK Rasio Ridho Sani, dilakukan karena mereka diduga menjadi otak di balik pembakaran hutan dan lahan di sejunlah wilayah di Sumatra dan Kalimantan. “Ada 42 lokasi perusahaan yang kami segel dan satu milik masyarakat,’’ ujarnya di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, kemarin.

Dikatakannya, lokasi paling banyak dilakukan penyegelan ialah di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Lahan lainnya berada di Jambi, Riau, dan Sumatra Selatan. “Di antara perusahaan ini ada yang memiliki modal dari luar, ada satu dari Singapura dan tiga dari Malaysia. Mereka sedang menjalani proses penyidikan.’’

Ridho menyebutkan sedikitnya sudah empat perusahaan yang ditetapkan sebagai tersangka, yakni PT ABP, PT AER, dan PT SKM (perkebunan sawit di Kalbar), serta PT KS di Kalteng.

Mereka diancam dengan sejumlah sanksi, seperti pencabutan izin perusahaan dari pemda serta membayar ganti rugi dan pemulihan lahan yang terbakar. Ancaman pidana dan denda juga menunggu. “Ancaman hukuman pidananya bisa mencapai 12 tahun. Kita sangat serius melakukan penegakan hukum kebakaran hutan dan lahan ini,” tandas Ridho.

Karhutla khususnya di Riau yang hingga kini belum bisa diatasi, juga mendapat perhatian serius dari Presiden Jokowi. Dia telah memerintahkan Menteri LHK Siti Nurbaya, Kepala BNPB Doni Monardo, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati untuk meningkatkan koordinasi.

Dalam keterangan dari Biro Pers Sekretariat Presiden, Panglima TNI menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buat­an di wilayah yang dilanda karhutla. “Hasil hujan buatan hari ini (Jumat, 13/9), hujan di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau,” ucapnya.

 

Hujan buatan

Panglima TNI juga mengirim tambahan pesawat CN-235 dan Hercules untuk kembali membuat hujan buatan dengan skala lebih besar. Pesawat CN-235 dengan nomor seri TNI-AU CN A.2901 kemarin telah tiba di Lanud Roesmin Nurjadin. ‘’Hari ini pesawat Casa 212 TNI-AU A-2108 juga sedang melakukan penyemaian 800 kg garam di Indragiri Hilir dan Pelalawan,” kata Kepala Penerangan Lanud Roesmin Nurjadin Letkol Sus Zukri.

Menurut Kepala BNPB Doni Monardo di Jakarta, karhutla memang paling banyak terjadi di Riau. Dia menyebutkan pihaknya telah mengerahkan 42 unit helikopter untuk dapat memadamkan karhutla di sejumlah daerah, tetapi belum sepenuhnya berhasil.

Doni juga memaparkan fakta di lapangan bahwa pejabat daerah kurang peduli dengan karhutla di wilayah mereka. “Ada keluhan dari unsur TNI-Polri karena kurangnya kepedulian dari pejabat daerah. Saya tidak menyinggung siapa, tidak mungkin, tetapi rata-rata pejabat atau pemimpin setingkat kabupaten/kota. Bahkan, saat ada rapat tidak pernah hadir.’’

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati menuturkan tim dinas kesehatan terus berusaha membantu warga terdampak karhutla. Hingga kini, logisitik kesehatan yang didistribusikan antara lain 1.269.320 masker dari Kemenkes, 644.450 masker melalui Dinkes Provinsi Riau, dan 20 ribu masker dari Dinkes Provinsi Sumsel. Di Kalteng, telah pula didistribusikan 544.000 masker dan beragam obat-obatan.  (Mal/Ind/Cah/RK/DY/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya