Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Tata Ruang Ibu kota Baru Wajib Minimalisasi Risiko Bencana

Dhika Kusuma Winata
30/8/2019 20:34
Tata Ruang Ibu kota Baru Wajib Minimalisasi Risiko Bencana
Proyek pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda yang akan jadi salah satu pintu masuk menuju ibu kota baru(MI/Pius Erlangga)

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan penyusunan tata ruang untuk calon ibu kota baru di Kalimantan Timur amat menentukan untuk meminimalisasi risiko bencana.

Deputi Sistem dan Strategi BNPB Wisnu Widjaja mengatakan aspek tata ruang dan pengelolaan lingkungan penting diutamakan dalam perencanaan pembangunan ibu kota baru.

"Pengelolaan risiko bencana sangat penting sehingga bisa dicegah sejak dini. Semua risiko harus dikenali dan dikendalikan sejak dini. Kuncinya pada tata ruang dan pengelolaan lingkungan," kata Wisnu dalam jumpa pers di kantor BNPB, Jakarta, Jumat (30/8).

Menurut informasi yang dihimpun BNPB dari tim pakar 'intelijen' bencana, daerah Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara yang dipilih sebagai calon pusat pemerintahan berkategori rendah risiko bencana.

Berdasarkan data dari alat kaji potensi bencana InaRisk, ancaman risiko bencana yang bisa terjadi di antaranya banjir terutama di wilayah muara sungai.

Baca juga : Pindah ke Kaltim, Fasilitas ASN Dijamin

Menurut Wisnu, risiko tersebut bersifat dinamis yang bisa berkembang apabila terdapat faktor pendukung seperti tata kelola ruang yang tidak baik, tidak memperhatkan kajian lingkungan, dan faktor urbanisasi.

Ia menegaskan, diperlukan kajian lebih spesifik sambil menanti persis lokasi yang ditetapkan menjadi ibu kota.

Untuk potensi ancaman gempa dan tsunami, peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko mengatakan tingkat risiko ancaman di Kaltim berada pada level rendah hingga sedang.

Ia mengatakan potensi risiko gempa dan tsunami yang mungkin terjadi ialah dampak dari wilayah lain seperti Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan yang notabene berada di zona megathrust.

Widjo menambahkan potensi ancaman tsunami yang disebabkan longsoran bawah laut ada tiga titik di wilayah Selat Makassar. Potensi kerawanannya hanya 4%.

"Kalau pun terjadi gempa dan tsunami, sumbernya berasal dari wilayah lain seperti Sulawesi dengan tingkatan risiko rendah hingga sedang. Meski begitu perlu kajian lebih mendalam dengan simulasi pemodelan," ujarnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya