Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Genjot Start Up Mengangkat Ekonomi Masyarakat Bawah

MI
28/8/2019 08:40
Genjot Start Up Mengangkat Ekonomi Masyarakat Bawah
Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti, Jumain Appe(Ist)

ADANYA pro dan kontra terkait manfaat dan peran usaha rintisan (start up) terhadap ekonomi nasional merupakan hal yang wajar. Di balik itu semua, banyaknya generasi
muda Indonesia yang tampil melalui start up yang diharapkan mampu menjadi unicorn Indonesia di masa depan merupakan peluang emas.

Peluang itu pun ditangkap oleh Kemenristek-Dikti dengan menargetkan tahun ini dapat mencetak 1.000 start up yang mampu menjadi andalan dalam menopang pembangunan teknologi dan pembangunan ekonomi bangsa. Usaha rintisan atau start up yang ditarget tersebut ialah yang berbasis teknologi dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Beberapa start up yang sudah menjadi unicorn yang tumbuh di Indonesia diantaranya Gojek, Bukalapak, Traveloka dan Tokopedia. Dari perjalanan unicorn tersebut membuktikan bahwa ada portensi besar yang bisa dikembangkan oleh bangsa Indonesia dalam rangka mencari penopang baru bagi pertumbuhan ekonomi.

“Jika start up kita berhasil dan bertumbuh akan mendorong pertumbuhan start up nasional yang dapat memantik perkembangan ekonomi kita ke depan. Bayangkan saja dengan sejumlah unicorn yang telah ada dapat menghasilkan devisa cukup besar. Nah, start up berbasis teknologi yang kita dorong ke depan tidak hanya pada bidang IT juga bidang produksi, misalnya start up yang mengembangkan industri pertanian yang menghasilkan pertanian meng-global,” ujar Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti, Jumain Appe di kantor Kemenristek Dikti di Jakarta.

Ada strategi yang dilakukan Kemenristekdikti dalam mencetak start up yakni dengan mengevaluasi hasil penelitian dan pengembangan (litbang) yang telah dicapai. Untuk diketahui perguruan tinggi di Tanah Air telah membuat penelitian dan pengembangan cukup besar, menghasilkan sekitar 31 ribu publikasi internasional di index scopus yang diantaranya akan dapat diadopsi guna mendorong menjadi start up melalui proses inkubasi.

Proses inkubasi dilakukan dengan melihat potensi teknologi, market, manufaktur diiringi pembinaan oleh mentor-mentor yang sudah berhasil menjadi start up untuk
dapat mendorong produk development dan pengembangan pemasarannya. Selanjutnya mengembangkan perusahaan nasional dan yang multinasional hingga me-link-an antara usaha kecil, menengah dan besar.

Berikutnya, upaya pemerintah memberi jaminan produk, pembelian produk, memberi insentif fiskal. “Ini yang menjadi daya tarik untuk mendorong start up kita menjadi
industri yang kuat,” tegasnya. 

Menyinggung insentif fiskal yang telah disetujui Presiden Jokowi kepada perusahaan guna mendukung kemajuan riset dan usaha, menurutnya akan berhasilguna karena
melibatkan kementerian lain seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan.

“Bagaimana kita melaksanakan, apa kriterianya , industri yang mana, apakah berbasis pada perguruan tinggi, lembaga litbang, atau industri yang sudah maju riset dan pengembanganya. Ini yang sedang disusun dan harus buat. Saya kira hal ini harus diimplementasikan tahun 2020.”

Berdasarkan data yang dimiliki pertumbuhan dan peningkatan start up di Indonesia sangat baik, mendekati 100%. Sebagai contoh sejak 2014 baru terdapat 50 start up, meningkat pada 2015 menjadi 250 start up, tahun 2016 menjadi 400 start up, pada 2017 sekitar 700 start up , dan tahun 2018 sekitar 900 start up.


Angkat kesejahteraan

Semangat membangun star up untuk menyejahterakan masyarakat salah satunya yakni start up Aruna yakni aplikasi IT yang bisa menghubungkan antara nelayan, kelompok nelayan, pasar skala nasional dan internasional yang berhasil mengangkat kesejahteraan ribuan nelayan Indonesia.

Utari Octavianty dan dua rekannya dari Universitas Telkom di Bandung, adalah srikandi srikandi Indonesia penggagas dan pendiri Aruna pada 2016. Mereka menjuarai Lomba Pemrograman Hackathon Merdeka yang digelar pemerintah hingga diundang Presiden Joko Widodo ke Istana Negara untuk berkolaborasi dengan pemerintah.

Impian Utari merancang pola pemasaran guna membantu nelayan berbasis aplikasi, makin terbuka lebar, saat Aruna mendapat investor pada 2017. Aktivitas usaha yang
semula berpusat di Bandung, berpindah ke Jakarta. Aplikasi untuk nelayan ini telah dipakai di 15 kota dan kabupaten, seperti Sorong Papua, Balikpapan Aceh, Pasaman Barat Berau, Sebatik, Lombok Timur, dan Kendari. Kabar terbaru, Soft-Bank berencana menanamkan investasinya pada startup ini.

Softbank merupakan investor yang telah menyuntikkan dana sebesar USD2 miliar ke Indonesia, salah satunya Grab Indonesia. Apa yang dilakukan star up yang sedang tumbuh di Indonesia tersebut sebelumnya tak tersentuh oleh korporasi besar. Gerakan star up yang berbasis pada gerakan ekonomi rakyat atau akar rumput tersebut pada akhirnya bisa memandirikan nelayan tanpa bantuan korporasi-korporasi yang lebih besar dan mapan.

Di situlah Kemenristekdikti mengambil posisi penting dalam mengembangkan dan mendorong start up sebagai sebuah tren ekonomi baru yang manfaatnya akan dirasakan oleh masyarakat banyak. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya