Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
Revolusi industri 4.0 mendorong inovasi-inovasi teknologi dan pelayanan yang memberikan dampak disrupsi atau perubahan fundamental terhadap kehidupan masyarakat. Hal tersebut memberi tantangan bagi dunia industri tidak terkecuali industri rumah sakit.
Karena itu, manajemen rumah sakit didorong untuk melakukan perubahan-perubahan serta inovasi-inovasi di segala bidang untuk merespons tuntutan dan kebutuhan konsumen rumah sakit di masa yang akan datang.
"Rumah sakit di Indonesia harus terus mempersiapkan diri agar mampu beradaptasi di era perubahan yang disruptif serta mengambil peluang dengan melakukan inovasi. Rumah sakit-rumah sakit juga harus mampu memanfaatkan teknologi yang ada agar tidak kalah bersaing dengan rumah sakit didalam maupun di luar negeri," kata Ketua ARSSI Drg Susi Setiawaty, MARS di Jakarta, Rabu (24/7).
Terkait hal tersebut, Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) untuk keenam kalinya menyelenggarakan kegiatan tahunan yakni Seminar Nasional VI & Health Care Expo V di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta. Acara yang berlangsung dari 23 Juli sampai dengan 25 Juli 2019 tersebut mengusung tema 'Tantangan Rumah Sakit Indonesia di Era Industri 4.0 & Universal Health Coverage (UHC)'.
Susi mengatakan bahwa dunia perumahsakitan harus merespons perubahan dengan bijak dan cerdas yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, institusi dan fasilitas kesehatan dari sektor pemerintah dan swasta, akademik, Pendidikan, organisai profesi, perusahaan dan masyarakat luas.
Dalam acara seminar kali ini, menurut Susi, juga membahas penerapan universal health coverage (UHC) yang menjadikan seluruh rakyat Indonesia berhak mendapat perlindungan kesehatan dan wajib mengikuti program jaminan kesehatan nasional (JKN) atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
"Keadaan tersebut mendorong pemilik dan manajemen rumah sakit khususnya rumah sakit swasta untuk mengelola rumah sakitnya dengan baik, memperhatikan efisiensi dan efektifitas layanan yang mengedepankan mutu layanan yang aman bagi pasien. Bila tidak, rumah sakit juga akan terdisruptif dengan perubahan sistem layanan kesehatan di Indonesia," papar Susi.
Beberapa topik utama menarik yang akan mengisi kegiatan Seminar Nasional ARSSI pada hari pertama antara lain 'Regulasi Kesehatan dalam Mempersiapkan Rumah Sakit Memasuki Era Industri 4.0, Tantangan Rumah Sakit di Era 4.0, Dilema Etik Kedokteran dalam Revolusi Industri 4.0 di Bidang Kesehatan serta Evaluasi Penyelenggaraan JKN pada aspek Regulasi dan Implementasi JKN di Era UHC.'
"Topik Strategi Suksesnya Implementasi E-Purchasing di Rumah Sakit di Era UHC tidak ketinggalan juga diangkat, yang akan mengupas tuntas tentang implementasi E-Purchasing di rumah sakit swasta, kendala yang dihadapi rumah sakit swasta serta kunci keberhasilan dalam penerapan E-Purchasing," jelas Susi.
Penyelenggaraan Seminar Nasional ARSSI 2019 juga bertujuan antara lain untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pemilik dan manajemen rumah sakit di Indonesia dalam menghadapi tantangan era Industri 4.0 dan UHC serta membantu rumah sakit Indonesia mewujudkan cita-citanya nya menjadi rumah sakit pilihan dengan memberikan pelayanan yang prima. (OL-09)
Rumah Sakit Dokter Hasri Ainun Habibie Parepare, Sulawesi Selatan, baru saja menghadirkan layanan nonfarmakologi terbaru bernama pelayanan asuhan persalinan dengan aroma terapi
Digitalisasi di rumah sakit bukan sekadar adopsi teknologi, tetapi transformasi budaya kerja dan keselamatan pasien
Di ranah kesehatan, Indonesia menyumbang lebih dari 60% wisatawan medis ke Malaysia setiap tahunnya (data Malaysia Healthcare Travel Council).
Penunjukan JLL memperkuat posisi BIH sebagai proyek unggulan sektor kesehatan nasional.
Kemenkes menyebut rumah sakit (RS) asing dimungkinkan untuk membuka cabang di Indonesia. Hal itu selaras dengan pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto
Warga Indonesia dan Bali perlu mengetahui bahwa sejak Juni-Juli 2025, ada 21 penyakit yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved