Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Panas Ekstrem Ancam Jemaah Haji

Indriyani Astuti
03/7/2019 07:50
Panas Ekstrem Ancam Jemaah Haji
Sejumlah blower untuk mengurangi cuaca panas terpasang di halaman Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi.(MI/Ade Alawi)

TERLALU lama di bawah sengatan panas matahari atau lingkungan yang bersuhu tinggi bisa menyebabkan jemaah haji mengalami gangguan kesehatan. Hal yang paling dikhawatirkan ialah heat stroke atau sengatan panas yang berlebihan.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Eka Jusup Singka menjelaskan heat stroke adalah kondisi saat tubuh  mengalami peningkatan suhu tubuh. Umumnya terjadi saat seseorang terpapar suhu panas dari sengatan matahari.

"Heat stroke berbahaya karena selain menimbulkan dehidrasi, bisa juga mengakibatkan kegagalan fungsi organ," terang Eka di sela-sela temu media terkait dengan kesiapan kesehatan haji Indonesia di Kementerian Kesehatan, Jakarta, kemarin.

Gejala heat stroke antara lain peningkatan suhu tubuh secara drastis dan kepala berkunang-kunang hingga pingsan atau tidak sadarkan diri. Heat stroke berbahaya karena ketika tubuh kurang terhidrasi (kurang cairan), darah yang membawa oksigen tidak mengalir dengan lancar ke seluruh organ.

Heat stroke, terang Eka, didahului heat cramps atau keram pada tubuh yang diakibatkan kurang mengonsumsi air.

Untuk meminimalkan potensi mengalami heat stroke, jemaah haji diminta untuk minum air sesering mungkin. Pasalnya, suhu di Arab Saudi bisa mencapai 46 derajat Celsius.

Selain itu, Eka mengatakan pihaknya telah memperkuat tim promotif dan preventif dalam tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI).

"Tim promotif-preventif turun menyosialisasikan informasi kesehatan bagi jemaah. Ada juga tim gerak cepat dengan jumlah yang ada dimaksimalkan bila terjadi kondisi kegawatdaruratan," jelas Eka.

Jemaah haji juga diminta untuk menjaga kondisi tubuh tetap fit selama melaksanakan ibadah. Mereka sudah dibekali dengan informasi seputar risiko gangguan kesehatan yang dapat terjadi di Tanah Suci.

Eka mencontohkan, untuk mencegah mengalami heat stroke, para jemaah diminta menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti payung, kacamata, membawa sepray air untuk digunakan pada wajah, membawa air minum cukup, dan mengenakan alas kaki.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi mengimbau para jemaah untuk bijak saat beraktivitas di luar ruangan.

"Kurangi aktivitas yang tidak perlu untuk menjaga kondisi tubuh, terutama saat cuaca panas ekstrem," terang Oscar.
Oscar menambahkan, tahun ini ada 1.827 TKHI yang disiapkan dengan sekitar 1.500 lebih TKHI menempel pada kloter jemaah. Dengan penambahan kuota sebanyak 10.000 jemaah tahun ini, pemerintah turut menambah TKHI sebanyak 66 orang, yang terdiri atas 32 dokter dan 44 perawat.

Tim pendahulu
Sementara itu, Kementerian Agama telah memberangkatkan tim advance ke Tanah Suci, yang terdiri atas 20 petugas di antaranya kepala daerah kerja bersama sekretaris daker di Mekah, Madinah, dan bandara. Kasubdit Bina Petugas Kemenag Akhmad Jauhari menjelaskan tim akan berkoordinasi, termasuk dalam penyiapan sarana dan prasarana teknis .

Nantinya juga akan diberangkatkan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji yang juga fokus memberikan tindakan antisipasi dan pelayanan kesehatan jemaah menghadapi cuaca ekstrem. Tim ini disiapkan sebelum jemaah kloter pertama berangkat pada 6 Juli. (Sru/Tia/AU/AD/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya