Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PERHIMPUNAN Filantropi Indonesia menunjuk Tanoto Foundation untuk mengoordinasikan berbagai kegiatan filantropi bidang pendidikan di Tanah Air. Selama ini program filantropi pendidikan di Indonesia belum terarah dan hanya sebatas sumbangan.
"Kebanyakan hanya dikelola secara direct giving. Padahal, itu tidak efektif kalau kita bicara untuk dampak jangka panjang," sebut Direktur Eksekutif Perhimpunan Filantropi Indonesia Hamid Abidin saat peluncuran Piagam dan Pengukuhan Kelompok Kerja Klaster Pendidikan Filantropi Indonesia, di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, sinergi multipihak diperlukan untuk merumuskan program bidang pendidikan yang lebih berkelanjutan. "Ada potensi dana sebesar Rp200 triliun dari para filantrop yang bisa diarahkan untuk mengembangkan pendidikan. Namun, selama ini yang terorganisasikan dengan baik hanya sekitar Rp6 triliun atau 3%," ungkapnya.
CEO Global Tanoto Foundation Satrijo Tanudjojo menilai kolaborasi donor, penggiat pendidikan dan pemerintah dinilai penting untuk meningkatkan kontribusi filantropi dalam peningkatan pendidikan.
"Tujuan akhirnya yang diharapkan ialah filantropi bisa menaikkan prestasi anak-anak Indonesia untuk bisa berkompetisi secara internasional," kata Satrijo.
Menurutnya, selama ini pendidikan di Indonesia meski telah mengalami perkembangan, tetap saja tertinggal dari negara-negara lain. Hal itu salah satunya tecermin dalam pemeringkatan Programme of Internasional Student Assessment (PISA) Indonesia yang masih rendah.
"Pemerintah sudah alokasikan anggaran besar, yakni 20% untuk pendidikan, tetapi tampaknya belum cukup. Karena itu para pegiat filantropi akan bekerja bersama-sama membuat program untuk pendidikan yang lebih terarah. Kita juga akan masuk ke wilayah advokasi kepada pemerintah untuk kebijakan pendidikan yang lebih baik," ucapnya. (Dhk/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved