Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PRESIDEN Direktur PT Visi Media Asia TBK (IDX-VIVA) Anindya Bakrie menyatakan industri televisi free to air (FTA) harus berdampingan dengan industri platform lain karena pola konsumsi media masyarakat sudah berubah.
Dari survei Nielsen lebih dari 95% masyarakat Indonesia terbiasa mengkonsumsi media secara bersamaan melalui lebih dari satu saluran, yaitu televisi dan internet.
"Dapat saya pastikan bahwa Viva tidak menutup mata dalam menghadapi tantangan ini. Selama beberapa tahun terakhir kami telah melakukan persiapan guna menyambut revolusi digital," kata Anindya dalam keterangan pers yang diterima wartawan, Kamis (30/5).
Baca juga : Masukan MUI Jadi Bahan Perbaikan Program Pesbukers Ramadan ANTV
Selama 2018. 2 stasiun televisi yang dimiliki oleh VIVA telah menunjukkan pencapaian yang mumpuni dengan mampu mempertahankan pangsa pemirsa.
Keberhasilan itu, lanjut Anindya ditopang oleh perpaduan konten lokal dan asing dalam program siaran.
Bisnis digital Viva juga, kata Anindya kini terus tumbuh melengkapi televisi FTA sebagai bisnis inti. Portal digital yang dimiliki VIva mencatat rata-rata jumlah pengunjung lebih dari 16 juta setiap bulan dengan rata-rata 89,7 juta kunjungan halaman setiap bulan. (Ol-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved