Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Kendalikan Hipertensi dengan Perubahan Gaya Hidup

Dhika Kusuma Winata
17/5/2019 18:57
Kendalikan Hipertensi dengan Perubahan Gaya Hidup
Data dan fakta Hipertensi(DOK MI)

KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) mencatat hipertensi saat ini menjadi penyakit tidak menular yang kian perlu diwaspadai masyarakat. Data Kemenkes (2016) menyebutkan terdapat 63,3 juta kasus hipertensi dan menyebabkan kematian 427 ribu orang.

"Hipertensi merupakan dampak buruk akibat gaya hidup yang tidak baik. Akibat gaya hidup buruk itu dituai tiga atau empat tahun ke depan. Kesadaran masyarakat untuk mengubah gaya hidup amat diperlukan," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono dalam diskusi Hari Hipertensi Sedunia di Gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (17/5).

Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi sejatinya juga bisa menyebabkan penyakit berbahaya lain jika tidak dikendalikan. Penyakit lain tersebut antara lain penyakit jantung, gagal ginjal, diabetes, dan stroke.

Menurut Anung, di Indonesia penyakit jantung yang disebabkan hipertensi menjadi penyebab kematian tertinggi yakni sebesar 36,9%. Ia juga mengatakan dari 1,7 juta kematian di Indonesia pada 2017, faktor risiko hipertensi menjadi yang tertinggi dengan mencapai 23,7%.

Tingkat kematian akibat faktor risiko lain ialah gula darah tinggi akibat diabetes 18,4%, merokok 12,7%, obesitas 7,7%, kurang konsumsi buah 5,6%, dan kurang konsumsi sayur 4,7%.

"Hipertensi dapat dicegah dengan mengubah gaya hidup dengan mengendalikan perilaku berisiko. Antara lain seperti merokok, diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi sayur dan buah serta konsumsi gula, garam dan lemak berlebih, obesitas, kurang aktifitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan dan stres," jelas Anung.

Baca juga: Generasi Milenial Perlu Waspadai Hipertensi

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Cut Putri Ariane menuturkan penyakit hipertensi menjadi salah satu pembunuh senyap karena sering kali tidak menimbulkan gejala bagi penderitanya. Jika tidak segera ditangani, hipertensi bahkan bisa menimbulkan stroke serta gangguan jantung secara tiba-tiba atau fatal. 

Untuk itu, Cut Putri menekankan pentingnya pencegahan faktor risiko.

"Kasus hipertensi bisa saja terus bertambah mengingat transisi demografi dan teknologi yang memberikan kemudahan bagi manusia namun akibatnya gaya hidup kian buruk karena aktivitas fisik menurun," ujarnya.

Dia mengimbau agar masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mengetahui kondisi tekanan darahnya, diimbangi dengan melakukan pola hidup sehat agar terhindar dari hipertensi.

Sementara itu Ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia Tunggul Situmorang menyoroti salah satu tren yang berkembang di masyarakat saat ini ialah kegandrungan mengonsumsi makanan olahan dan cepat saji secara berlebihan.

Padahal kadar garam pada jenis makanan tersebut tergolong tinggi dan jika dikonsumsi berlebihan dalam jangka panjang memicu hipertensi.

"Fast food mengandung garam yang cukup tinggi. Kalau bisa itu dihindari," ujarnya. (A-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik