Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Berguru bukan Berseteru

(Bay/H-3)
30/4/2019 05:20
Berguru bukan Berseteru
Guru sedang melakukan proses belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah(Antara)

SEMAKIN mahalnya keteladanan guru menjadi salah satu renungan menjelang Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang akan diperingati pada 2 Mei mendatang.

Padahal, keteladanan menjadi prinsip pertama yang ditekankan Ki Hadjar Dewan­tara, Bapak Pendidikan Nasional kita. Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan.

Semakin langkanya nilai-nilai keteladanan di dunia pendidikan turut berkorelasi dengan munculnya kasus-kasus perlawanan siswa terhadap guru. Sejatinya, guru menjadi panutan yang digugu dan ditiru. Bukan sebaliknya.

“Guru merupakan role model pendidikan karakter serta pendidikan moral bagi para siswa. Guru dituntut mampu mengajarkan keterampilan berpikir kritis, komunikasi, kreativitas, dan kerja sama,” sebut Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbud Supriano saat kegiatan Semarak Hardiknas 2019 di Mojokerto, Jawa Timur, belum lama ini.

Selain pendidik, imbuhnya, tugas lain dari guru yang tidak dapat tergantikan ialah menjadi fasilitator, katalisator, dan motivator bagi anak didiknya. “Kemampuan leadership dan kemampuan menjadi pendidik tidak bisa digantikan oleh teknologi,” jelasnya.

Salah satu pekerjaan rumah yang dihadapi dunia pendidikan kita saat ini ialah fenomena maraknya perundungan siswa. Direktur Pembinaan SMP Kemendikbud Poppy Dewi Puspitawati menilai, hal itu tak lepas dari tergerusnya nilai-nilai keteladanan guru di mata para siswa.

Untuk itu, ia mengingatkan, program penguatan pendidikan karakter siswa (PPK) di sekolah bukan hanya tanggung jawab guru bimbingan dan konsultasi (BK) atau guru pendidikan kewarganegaraan (PKN), melainkan juga semua guru.

“Dalam PPK, terdapat sentuhan pembelajaran yang mengampanyekan antinarkoba, antivandalisme, antipornoaksi, dan anti-bullying yang merupakan satu kesatuan,. khususnya yang berdampak negatif dan mengganggu akal sehat, emosi, dan kejiwaan peserta didik,” tuturnya. (Bay/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya