Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Perhutanan Sosial Capai 2,6 Juta Hektare

Dhika Kusuma Winata
04/4/2019 14:25
Perhutanan Sosial Capai 2,6 Juta Hektare
Sekjen KLHK Bambang Hendroyono(MI/Susanto)

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) merilis realisasi program perhutanan sosial hingga 1 April 2019 tercatat seluas 2,61 juta hektare. Sekjen KLHK Bambang Hendroyono menyampaikan hal tersebut dalam pembukaan Indogreen Environment and Forestry Expo 2019 di Makassar, Kamis (4/4).

"Sudah seluas 2,61 juta hektare diberikan izin kepada 656.569 keluarga di 314 kabupaten," kata Bambang melalui keterangan pers yang diterima.

Saat ini, terdapat 25.863 desa di sekitar kawasan hutan yang terdiri dari 9,2 juta rumah tangga. Sekitar 1,7 juta di antaranya masuk dalam kategori keluarga miskin.

Bambang menuturkan dengan diberikannya akses legal kepada masyarakat untuk mengelola hutan melalui perhutanan sosial ditargetkan kesenjangan sosial dan ekonomi dapat diatasi.

"Program perhutanan sosial era Presiden Jokowi merupakan program yang utuh dan koreksi dari konsep pemberdayaan masyarakat desa hutan. Koreksi dilakukan sangat mendasar, karena konsepnya didasari pada orientasi untuk keadilan ekonomi masyarakat," imbuh dia.

Baca juga: Siti Nurbaya: Hanya Era Jokowi Perhutanan Sosial Bisa Dijalankan 

Ia menambahkan hasil dari program perhutanan sosial dirancang bisa berdampak ganda tidak sekadar untuk peningkatan kesejahteraan tapi juga pelestarian hutan. Perubahan perilaku masyarakat diharapkan terjadi dengan tidak mengambil hasil hutan secara sembarangan untuk menjaga kelestarian hutan.

Lebih lanjut, Bambang mengatakan pihaknya juga menginginkan program hutan sosial bisa berkontribusi besar dalam meningkatkan devisa sektor kehutanan, baik melalui hasil hutan kayu dan bukan kayu.

Hal itu, ucap Bambang, dapat didorong melalui konfigurasi bisnis baru yakni pengembangan industri berbasis hasil hutan bukan kayu, agroforestry, ekowisata, jasa lingkungan dari air, panas bumi dan serapan karbon, serta pengembangan bioenergi.

"Potensi pemanfaatan hutan dan pasokan bahan baku industri pada 2045 ditargetkan menghasilkan devisa US$97,51 miliar atau 8 kali lipat devisa sektor kehutanan pada 2018 yang sebesar US$12,17," tukasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya