Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ego Sektoral Hambat Revitalisasi Danau

MI
26/3/2019 09:40
Ego Sektoral Hambat Revitalisasi Danau
REVITALISASI DANAU RAWA PENING TERHAMBAT: Sebuah alat berat mengeruk tanaman gulma enceng gondok di salah satu bagian Danau Rawa Pening di Asinan, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (8/10).(ANTARA/Aditya Pradana Putra)

REVITALISASI 15 danau prioritas belum berjalan optimal. Padahal, revitalisasi itu masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019. Ego sektoral menjadi salah satu kendala utamanya.

Demikian yang mengemuka dalam Rapat Koordinasi Penyelamatan Danau Prioritas Nasional di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, kemarin. Rapat dihadiri perwakilan gubernur, Kementerian LHK, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Bappenas, dan pihak terkait lainnya.

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas, Arifin Rudianto, mengatakan pengelolaan danau masih dilakukan secara terpisah-pisah. Urusan ekosistem dilakukan KLHK, tata kelola air dikerjakan Kementerian PU-Pera, dan terkait dengan perizinan berada di bawah kewenangan pemerintah daerah.

Baca Juga : Kemensos Bekali 50 Mantan Napi Pelatihan Agrobisnis

Anggota Komisi VII DPR RI Daryatmo Mardiyanto menyoroti perbedaan batas ekologis dan administratif yang kerap membuat pemda-pemda tempat danau berlokasi enggan untuk melakukan upaya konservasi. "Selain itu, pendanaan berkelanjutan untuk mengatasi masalah tata kelola danau juga masih terbatas. Seharusnya bisa ditingkatkan dari APBN dan APBD," ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan danau yang masuk dalam prioritas penyelamatan ekosistem danau dalam implementasi rencana aksi RPJMN 2014-2019, yakni Danau Toba, Singkarak, Maninjau, Kerinci, Rawadanau, Rawapening, Sentarum, Mahakam (Semayang, Melintang, Jeumpang), Limboto, Tondano, Poso, Matano, Tempe, Batur, dan Sentani. Danau-danau itu dalam keadaan rusak atau terancam.

Pakar lingkungan Emil Salim menuturkan penyebab rusaknya danau-danau itu antara lain karena pengelolaan yang tidak memperhatikan karakteristik ekosistem danau. Ia mencontohkan Danau Maninjau di Sumatra Barat. Di sana terlalu banyak budi daya ikan menggunakan keramba apung. Akibatnya banyak ikan-ikan mati keracunan amonia yang dihasilkan dari endapan pakan ikan.

"Inilah pentingnya melihat ambang batas kerentanan ekosistem danau," tutur Emil. (Ind/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya