Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
KEMENTERIAN Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristek-Dikti) mengurangi kuota penerimaan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan menambah kuota untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019.
Kuota untuk SNMPTN tahun ini menjadi 20%, lebih kecil ketimbang tahun sebelumnya, yakni 30%. Di sisi lain, kuota SBMPTN diputuskan minimal 40%, sementara untuk jalur penerimaan mandiri maksimum 30%.
Menteri Ristek-Dikti Mohammad Nasir menjelaskan pengetatan kuota SNMPTN untuk memastikan siswa yang lulus seleksi itu benar-benar kompeten sebab dilakukan tanpa tes masuk.
Hasil SNMPTN untuk SMA/SMK sederajat yang diumumkan secara daring, Jumat (22/3) menunjukkan, dari 478.608 siswa yang mendaftar, sebanyak 92.331 orang atau 19,29% dinyatakan lulus. Pada 2018, siswa yang diterima melalui jalur SNMPTN sebanyak 110.946.
Menristek menjelaskan jumlah pendaftar SNMPTN 2019 cenderung turun karena adanya syarat baru. Sekolah dengan akreditasi A yang semula mendapatkan kuota 50% dikurangi menjadi 40%, akreditasi B yang tadinya 30% menjadi 25%, dan sekolah dengan akreditasi C hanya mendapatkan kuota 5% dari awalnya 15%.
“Tujuannya ialah menjaring anak-anak yang benar-benar kompeten karena mereka masuk tanpa tes,” terang Nasir.
Hal senada dikatakan Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Prof Ismunandar. Menurutnya, perubahan kuota untuk SNMPTN dan SBMPTN diharapkan dapat menjaring calon mahasiswa yang berpotensi akademik tinggi.
“Hasil studi diketahui anak-anak dari SMA/SMK sederajat yang fasilitasnya lebih baik terjaring lebih banyak masuk PTN jika dibandingkan dengan sekolah yang fasilitasnya kurang baik,” ujarnya.
Kemenristek-Dikti menegaskan peserta yang lulus SNMPTN 2019 dilarang mendaftar SBMPTN. Tujuannya ialah agar kursi penerimaan SNMPTN tidak kosong karena calon mahasiswa yang diterima ikut seleksi jalur lain. Sanksi bagi sekolah dengan memasukkan ke daftar hitam tetap diberlakukan jika siswa mereka yang diterima SNMPTN tidak menggunakan haknya.
Untuk menerima mahasiswa baru tahun ini, Universitas Indonesia menetapkan kuota 30% untuk SNMPTN, 40% untuk SBMPTN, dan 30% jalur mandiri. Dekan Fakultas Kedokteran UI Prof Ari Fahrial Syams menuturkan, dari hasil seleksi SNMPTN 2019, ada 54 yang sudah diterima, untuk SBMPTN tersedia 72 kursi, dan jalur mandiri 54 kursi.
Masih berpeluang
Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Ravik Karsidi mengatakan siswa yang tidak lulus SNMPTN 2019 masih berkesempatan mendaftar ujian tulis berbasis komputer (UTBK) gelombang I yang ditutup tadi malam pukul 22.00 WIB. Pendaftaran UTBK gelombang II akan dibuka hari ini pukul 10.00 dan ditutup Senin (1/4) pukul 22.00 WlB. Bagi siswa pendaftar Bidikmisi yang tidak lulus SNMPTN 2019, bila ingin mengikuti UTBK tidak dikenai biaya pendaftaran.
Setiap siswa bisa mengikuti ujian maksimal dua kali pada Maret-Juni. Materi utama yang akan diujikan dalam tes berbasis komputer, yakni tes potensi skolastik (TPS) dan tes kompetensi akademik (TKA).
Untuk TKA, materi yang diujikan dari rumpun sains dan teknologi serta sosial humaniora. Untuk TPS, peserta akan diukur kemampuan kognitif, penalaran, dan pemahaman umumnya. (X-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved