Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Perburuan dan Perdagangan Satwa Dilindungi Masih Terus Terjadi

Sri Utami
03/3/2019 19:24
Perburuan dan Perdagangan Satwa Dilindungi Masih Terus Terjadi
(ANTARA)

PERBURUAN dan perdagangan satwa dilindungi semakin masif terjadi di berbagai daerah. Perburuan harimau, penyu, gajah dan lumba-lumba terus terjadi tanpa kendali.

Wildlife Crime Unit Officer WWF-Indonesia Novi Hardianto mengatakan perburuan ilegal tersebut banyak terjadi karena tingginya permintaan pasar dan ruang bisnis yang semakin besar.

"Satwa-satwa ini dimanfaatkan untuk berbagai bahan pengobatan, keperluan magis, hiburan, foto dengan satwa dan hewan liar (komunitas satwa) dan konsumsi," ujarnya.

Dia mencontohkan konsumsi daging penyu di Bali sangat besar. Dalam penelitian DNA yang dilakukan pihaknya terhadap makanan khas lawar, daging penyu 88% berasal dari Berau, Kalimantan Timur.

Sedangkan telur penyu banyak didapatkan dari Riau yang dikirimkan ke Kalimantan, Jawa dan Singapura.

Baca juga : BBKSDA Riau Apresiasi Vonis Penjara Pembunuh Harimau Sumatra

"Bali pusat perdagangan daging penyu satwa yang dilindungi dan 85% satwa yang diperdagangkan berasal dari perburuan satwa liar yang dilindungi," ungkapnya.

Selain konsumsi, ruang bisnis yang besar berskala lokal dan internasional mengandung nilai kebanggaan dalam ekploitasi satwa liar termasuk terhadap hewan yang terancam punah.

Jika dirinci berbagai bagian tubuh satwa menjadi peluang bisnis yang bisa meraup keuntungan besar bagi pelaku tindakan perburuan satwa liar yang dilindungi.

"Jika dirinci misalnya jalur perdagangan manta, dimanfaatkan untuk berbagai olahan. Dugong, air mata dimanfaatkan, tulangnya untuk pipa. Paus,dimanfaatkan untuk minyak wangi (ambergris), daging, gigi untuk souvenir. Hiu, sirip, tulang, daging, Benur (benih lobster) diekspor. Harimau, tulang, kumis, kulit digunakan untuk perhiasan hingga obat," rincinya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya