Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Festival Cap Go Meh Usung Keberagaman

Dede Susianti
17/2/2019 07:50
Festival Cap Go Meh Usung Keberagaman
(MI/Dede Susianti)

BOGOR Street Festival Cap Go Meh kembali digelar di Kota Bogor.

Pesta budaya dan kesenian rakyat itu akan berlangsung di sepanjang Jalan Suryakencana, Kota Bogor, mulai Selasa (19/2) pukul 15.00 hingga 24.00 WIB.

Festival Cap Go Meh (CGM) kali ini mengambil tema Katumbiri yang mengandung nilai keindahan dalam keberagaman. Katumbiri berasal dari bahasa Sunda yang berarti pelangi dan diharapkan dapat menjadi semangat bersama warga Bogor serta umumnya warga Indonesia dalam merawat keberagaman.

Ketua Pelaksana Bogor Street Festival Pesta Rakyat CGM 2019, Arifin Himawan, mengungkapkan aksi budaya itu merupakan penegasan atas nilai persatuan bangsa yang selalu dijaga Kota Bogor.

Menurutnya, perpaduan warna-warni pelangi yang biasa dilihat menghiasi langit setelah hujan, mengibaratkan persembahan indahnya persatuan, kekayaan budaya, dan kebersamaan warga Bogor.

"Ini menjadi bukti bahwa semangat pluralisme, nilai toleransi, dan kekayaan budaya yang diperlihatkan Kota Bogor sangat efektif mempersatukan warga. Ini juga sebuah fakta betapa masyarakat kita sangat dewasa menjaga kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Arifin, kemarin.

Arifin menjelaskan seni karnaval dan berbagai pertunjukan, seperti aksi beduk khas Banten, angklung, drumband, hingga hadrah, akan mengisi festival CGM tersebut. Selain itu, kuliner khas Bogor ikut ditampilkan dalam festival budaya itu.

"Aksi budaya mulai dikembangkan sebagai bagian dari destinasi pariwisata sehingga kita bisa melihat event ini merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan dalam dan luar negeri," jelas Arifin.

Sambil menunggu acara puncak pada 19 Februari, sejumlah acara telah diselenggarakan dari kemarin hingga besok, seperti bazar dan pertunjukan wayang potehi di Wihara Dhanagun. Senin (18/2) malam digelar wayang golek di tempat yang sama dari malam hingga pukul 04.00 pagi.

Sebagai bentuk kemajemukan, pergelaran budaya ini dibuka dengan doa dari enam pemuka agama.

Pada kesempatan berbeda, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan bahwa Bogor Street Festival bukan kegiatan keagamaan atau ritual keagamaan, melainkan kegiatan budaya. Bima mempertegas itu untuk menjawab penolakan BSF CGM, yang dikeluarkan sekelompok orang yang tergabung dalam Forum Masyarakat Bogor beberapa waktu lalu.

Pihaknya dengan jajaran musyawarah pimpinan daerah lainnya, termasuk dari Majelis Ulama Indonesia langsung menyampaikan penjelasan dan klarifikasi. "Bahwa Bogor Street Festival bukan kegiatan keagamaan, melainkan budaya. CGM bukan hanya peristiwa budaya, melainkan  juga warisan bangsa," ujar Bima. (DD/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya