Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
STUDI telah lama mengetahui sebagian paus berparuh mendamparkan diri di pantai dan mati setelah terpapar sonar. Saat ini peneliti juga tahu alasan mamalia laut ini menderita penyakit dekompresi, seperti juga penyelam scuba.
Awalnya penjelasan yang dikeluarkan 21 ahli di prosiding jurnal Royal Society B tampak tak masuk akal.
Jutaan tahun evolusi telah mengubah paus menjadi mesin penyelam sempurna. Mereka terjun bermil-mil di bawah permukaan selama berjam-jam demi mencari makan.
Jadi, bagaimana bisa penyelam laut paling andal ini berakhir dengan gelembung nitrogen meracuni pembuluh darah, seperti penyelam scuba pemula yang naik terlalu cepat ke permukaan?
Jawaban singkatnya, paus berparuh--khususnya yang dikenal sebagai berparuh Cuvier--menjadi amat takut. “Karena kehadiran sonar, mereka stres dan pergi menjauhi sumber suara,” kata penulis utama Yara Bernaldo de Quiros, peneliti di Institut Kesehatan Hewan Universitas Las Palmas de Gran Canaria, Spanyol.
“Respons stres itu, dengan kata lain, mengabaikan respons untuk menyelam, yang membuat hewan ini mengakumulasi nitrogen,” lanjutnya.
Pendamparan massal abnormal
Sonar dikembangkan pada 1950-an untuk mendeteksi kapal selam. Sonar digunakan pada masa kini oleh patroli dan latihan angkatan laut, khususnya AS dan sekutu NATO.
Sekitar 1960, kapal mulai memancarkan sinyal bawah laut dalam kisaran sekitar 5 kilohertz (khz). Saat itulah awal pendamparan massal paus berparuh, khususnya di laut Mediterania. Antara 1960 dan 2004, 121 pendamparan massal yang ‘tidak normal’ terjadi, dengan setidaknya 40 aktivitas angkatan laut. Waktu dan tempatnya amat berkaitan.
Ini bukan pendamparan individual hewan yang tua atau sakit, atau pendamparan massal di Selandia Baru ketika lebih dari 200 paus pilot mendamparkan diri.
Sebaliknya, beberapa paus berparuh atau lebih terdampar di pantai dalam satu atau dua hari dan terpisah tidak lebih dari beberapa puluh kilometer. Peristiwa paling mematikan terjadi pada 2012, 14 paus terdampar selama 36 jam di Kepulauan Canary selama latihan AL NATO.
“Dalam beberapa jam sonar dikerahkan, hewan ini mulai bermunculan di pantai,” kata Bernaldo de Quiros.
Paus-paus ini tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit atau kerusakan. Mereka memiliki berat tubuh normal dan tidak ada lesi atau infeksi kulit.
Ini merupakan sesuatu yang berbeda. Gelembung gas nitrogen mengisi pembuluh darah, sedangkan otak mereka dirusak pendarahan. Hasil autopsi juga mengungkapkan kerusakan di organ lain, yaitu di sumsum tulang belakang dan sistem saraf pusat. (AFP/*/Rkp)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved