Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
HARI ketujuh pascalongsor yang menimbun Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tim SAR menemukan 64 orang selamat, 31 orang meninggal dunia, 2 orang hilang dan masih dalam pencarian, serta 3 orang luka.
"Dari tiga orang luka tersebut satu orang luka berat masih dirawat di RS Pelabuhan Ratu dan dua orang sudah diperbolehkan pulang," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran pers, Minggu (6/1).
Ia menjelaskan, 31 korban meninggal sudah berhasil teridentifikasi oleh petugas medis. Hingga hari ini, imbuhnya, masyarakat terus melakukan pencarian korban sejak longsor terjadi pada Senin (31/12) lalu. Kondisi cuaca yang cerah sangat mendukung operasional di lapangan.
Sukabumi, terang Sutopo, merupakan daerah yang rawan longsor karena kondisi topografi perbukitan dengan batuan penyusun yang porus, gembur dan lepas. Selain itu, banyaknya penduduk yang tinggal di daerah rawan longsor tersebut menyebabkan tingkat risiko longsor lebih tinggi.
Baca Juga: Hari Keenam, Tim Pencarian Korban Longsor di Sukabumi Fokus di Sektor 3 dan 4
BNPB mencatatat selama 10 tahun terakhir, telah terjadi 132 kali longsor di Sukabumi dengan beberapa kejadian di antaranya menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan, salah satunya di Kecamatan Cireunghas pada 28 Maret 2015 lalu. Bencana itu menyebabkan 12 orang meninggal dunia, 293 orang terdampak, dan 11 rumah rusak.
Untuk menghindari lebih banyak korban, menurut BNPB, perlu perhatian lebih pada upaya mitigasi longsor, baik mitigasi struktural maupun nonstruktural. Mitigasi struktural mencakup saran dan prasarana untuk meminimalkan korban jiwa apabila bencana terjadi, seperti penguatan tebing, pemasangan sistem peringatan dini longsor, dan penghijauan. Sedangkan mitigasi nonstruktural, seperti pemetaan, sosialisasi, tata ruang, pendidikan kebencanaan, gladi dan lainnya.
Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada Januari hingga Februari. Karena itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko bencana yang sering terjadi pada musim hujan seperti longsor dan banjir.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved