Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Terapi Target Dongkrak Kualitas Hidup Pasien Kanker

Putri Anisa Yuliani
20/12/2018 17:00
Terapi Target Dongkrak Kualitas Hidup Pasien Kanker
(dok.mi)

PENGOBATAN penyakit kanker selalu berkembang. Seiring dengan perkembangan tersebut ditemukan jenis terapi yang disesuaikan dengan kondisi kanker yang dialami penderita kanker, yakni terapi target.

Terapi ini pun menurut dokter spesialis bedah digestif dari RS Dharmais Jakarta Fajar Firsyada merupakan salah satu jenis terapi yang mampu meningkatkan kualitas hidup pasien di samping meningkatkan harapan hidup.

Dalam terapi target dikombinasikan berbagai tahapan pemberian obat serta terapi lainnya seperti kemoterapi, radioterapi, dan imunoterapi guna mengendalikan sel kanker. Umumnya terapi target hanya bisa diterapkan pada pasien dengan kanker stadium lanjut yang telah mengalami fase metastasis atau kanker telah menyebar ke berbagai organ dalam.

Karena penekanannya ada pada kombinasi obat, terapi ini memiliki perbedaan dengan terapi lainnya yakni dapat disesuaikan dengan kondisi sel-sel kanker yang ada serta kondisi pasien.

"Ini dikatakan sebagai personalized therapy. Terapinya sangat berbeda meskipun kankernya sama dengan stadium yang sama pula. Sebab, betul-betul dikondisikan sesuai penyebaran sel kanker," kata Fajar dalam diskusi Peran Terapi Target dalam Penatalaksanaan Kanker di Menara BTPN, Jakarta, Kamis (20/12).

Saat ini terapi target hanya bisa diberikan kepada tiga jenis kanker yakni kanker payudara, kanker paru-paru, dan kanker usus besar (kolorekteral). Ketiga jenis kanker tersebut merupakan kanker dengan rasio kematian penderita tertinggi di dunia menurut data Global Cancer Observatory (Globocan) 2018.

Dari data studi tersebut, sebanyak 9,6 juta orang meninggal dunia akibat kanker pada 2018 dengan sebanyak 1,8 juta (11%) meninggal akibat kanker paru, 881 ribu meninggal akibat kanker usus besar (9,2%), dan kanker payudara menyebabkan 660 ribu orang (6,6%) meninggal dunia.

Fajar menekankan, meski pengobatan kanker terus berkembang pemerintah harus tetap menggalakkan pencegahan dimulai dari unit terkecil.

"Kalau di negara berkembang yang ditekankan adalah pencegahan dan deteksi dini. Misalnya di puskesmas kita beri alat untuk melakukan pemeriksaan dini kanker. Semakin awal terdeteksi justru pengobatan semakin murah dengan kemungkinan sembuh akan semakin tinggi," ujarnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya