Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Jangan Malas Perbanyak Gerak

MI
19/12/2018 09:34
Jangan Malas Perbanyak Gerak
(Thinkstock)

GAYA hidup sedentari (jarang bergerak) menjadi salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan peningkatan jumlah penduduk Indonesia berusia di atas 10 tahun yang kurang beraktivitas fisik, yaitu dari 26,1% (Riskesdas 2013) menjadi 33,5%.

Padahal aktivitas fisik, terutama olahraga, sangat penting karena memiliki banyak manfaat baik bagi tubuh dan memengaruhi kualitas hidup seseorang. Dokter spesialis kesehatan olahraga, dr Michael Triangto SpKO, menjelaskan sejumlah manfaat aktivitas fisik, antara lain meningkatkan kebugaran jasmani, mempertahankan berat badan ideal dan mencegah kegemukan, juga mengurangi risiko berbagai penyakit tidak menular, seperti tekanan darah tinggi, jantung koroner, dan diabetes.

“Selain itu, aktivitas fisik juga meningkatkan daya ­tahan tubuh terhadap penyakit infeksi, mengurangi stres, meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan rasa percaya diri,” ujar Michael pada media briefing Ayo Indonesia Bergerak yang digelar Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Karena itu, lanjut Michael, meski disibukkan dengan rutinitas sehari-hari, masyarakat diimbau untuk tetap memperbanyak aktivitas fisik.

“Sesungguhnya aktivitas fisik dapat dilakukan dengan mudah di rumah, di tempat kerja, maupun di tempat umum. Contoh mudahnya adalah memilih menggunakan tangga dari pada lift, serta mengikuti kegiatan senam di kantor,” sarang Michael.

Meski begitu, lanjutnya, aktivitas fisik idealnya dilakukan dengan prinsip baik, benar, terukur, dan teratur. Baik, yaitu aktivitas fisik disesuaikan dengan kondisi fisik dan lingkungan. Benar, yaitu aktivitas fisik dilakukan secara bertahap, mulai pemanasan, latihan inti, dan pendinginan. Terukur, yaitu aktivitas fisik dilakukan dengan mengukur intensitas dan waktu latihan. Teratur, yaitu aktivitas fisik dilakukan teratur 3 hingga 5 kali dalam seminggu.

Sedentari
Pada kesempatan sama, Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan, Kartini Rustandi, mengatakan untuk mengatasi permasalahan gaya hidup sedentari, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden No 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), yang salah satu fokusnya ialah aktivitas fisik.

“Kementerian Kesehatan juga mengimbau masyarakat untuk membatasi kegiatan sedentari. Kegiatan sedentari adalah segala jenis kegiatan yang dilakukan di luar waktu tidur dengan karakteristik keluaran kalori sangat sedikit, yakni <1,5 METs (metabolic equivalents),” katanya.

Contoh perilaku sedentari ialah berbaring atau duduk dalam waktu lama, seperti saat menonton TV, bermain video gim, dan duduk lama di depan komputer, menggunakan lift meskipun akses tangga tersedia, serta perubahan kebiasaan, seperti memilih menggunakan kendaraan untuk ke sekolah atau minimarket walaupun jaraknya dekat dari rumah, dan menyerahkan seluruh pekerjaan rumah tangga kepada asisten rumah tangga. (*/H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya