Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MEREKA yang terbiasa berbelanja daring tentu tahu jika kualitas pengiriman barang juga menjadi hal yang penting. Keterlambatan pengiriman, apalagi kerusakan saat pengiriman, bisa membuat pembeli kapok.
Di era digital seperti sekarang, pengalaman buruk itu pun bisa beredar cepat yang kemudian berdampak buruk pada rating penjual. Sebuah sistem penilaian yang memang wajar di dunia e-commerce. Akibatnya, jangankan memperluas penjualan ke regional ataupun internasional, meraih pembeli dalam negeri bakal susah dilakukan.
Meski begitu, dengan pola dunia digital yang serbacepat, banyak penjual khususnya UMKM mulai kewalahan mengatasi persoalan logistik tersebut. Tantangan kian berat karena mereka juga harus menangani produksi dan marketing.
Menyadari hal tersebut, Yan Hendry Jauwena dan Juan Tanri mendirikan perusahaan logistik berbasis elektronik, Iruna Elogistic (PT Jasa Digital Nusantara).
“Kenapa e-logistik? Karena memang di era e-commerce, e-payment, harusnya ekosistemnya dilengkapi dengan e-logistik. Karena kalau misalkan hanya e-commerce dan e-payment, terus logistiknya manual, nah ini kemungkinan akan jadi potensi permasalahan. Jadi, kami hadir untuk melengkapi ekosistem dan memberikan solusi,” ungkap Hendry yang menjabat CEO Iruna Elogistics kepada Media Indonesia di kantornya, di Jakarta.
Sesuai dengan konsep perusahaan digital, maka Iruna tidak seperti perusahaan konvensional. Meski memiliki gudang, Iruna tidak memiliki armada transportasi sendiri.
Berdiri pada 2016, Iruna bermitra dengan perusahaan jasa pengiriman yang kini jumlahnya sudah 20 perusahaan. Beberapa mitra mereka ialah JNE, Si Cepat, First Logistik, dan Ninja Van. Kemitraan ini bukan hanya dalam pengiriman barang, melainkan juga pergudangan sebagai solusi dari ketersediaan gudang Iruna yang saat ini baru ada dua buah dengan luas 2.000 meter persegi.
“Iruna saat ini punya dua gudang di Jakarta, yakni di Pluit dan Muara Karang. Tahun depan rencananya akan buka gudang di beberapa kota besar, seperti Bandung dan Medan,” jelas Hendry.
Tahun lalu, kepada sebuah media daring, Iruna sempat mengungkapkan menargetkan memiliki tiga gudang hingga akhir 2017. Namun, nyatanya gudang ketiga belum terealisasi.
Asuransi barang
Dengan fasilitas pergudangan dan kemitraan itu, Iruna berupaya memberikan layanan terbaik kepada 60 kliennya. “Sekitar 70% dari klien kami ini berada di Pulau Jawa, yakni di Jakarta dan Bandung,” tambah Hendry.
Ia menjelaskan klien tersebut terdiri atas berbagai jenis usaha, di antaranya ialah usaha fast moving consumer goods (FMCG), usaha produk pakaian, aksesori, hingga elektronik. “FMCG dan fesyen itu mencapai kisaran 30% dari seluruh bisnis yang ditangani oleh Iruna,” tambah Hendry. Adanya beragam jenis produk itu tentunya membutuhkan kecepatan layanan yang prima dan juga penanganan produk yang sesuai.
Hendry menjelaskan Iruna memiliki dua layanan jenis pengiriman, yaitu express dan reguler. Layanan express memiliki kisaran waktu satu hari, sedangkan reguler berkisar 2 hingga 3 hari. Saat ini volume pengiriman mencapai volume 1.500 order per harinya.
Untuk memudahkan klien memantau proses logistik maupun penjualan mereka, Iruna memiliki aplikasi Iruna Power Seller. Dengan aplikasi itu klien mampu melihat ringkasan penjualan, status pemesanan, laporan transaksi, pengiriman, hingga stok barang yang masih tersedia.
Hendry bertekad untuk terus meningkatkan jaringan dan layanan Iruna di tahun depan. Ia optimistis rencana itu tercapai dengan suntikan modal dari investor. Saat ini, akunya, investor Iruna berasal dari dalam negeri. Dengan bisnis e-commerce yang terus tumbuh, ia yakin kebutuhan e-logistik pun akan terus meningkat. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved