Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Radang Usus Buntu Bisa Picu Infeksi Berat

(RO/H-2)
14/11/2018 00:00
Radang Usus Buntu Bisa Picu Infeksi Berat
(Thinkstock)

INFEKSI usus buntu kerap terjadi di masyarakat. Gangguan itu tak boleh diabaikan karena bisa menimbulkan infeksi di seluruh tubuh hingga bisa memicu kematian.

"Bila tidak segera ditangani dengan baik, radang usus buntu dapat mengalami perforasi atau pecah. Usus buntu yang pecah dapat mengakibatkan tercemarnya organ-organ di rongga perut oleh bakteri yang akan menyebar serta menginfeksi lapisan tipis di dinding bagian dalam perut (peritoneum), menyebabkan peritonitis," terang dokter spesialis bedah umum Eka Hospital BSD, dr Michael Lapian SpB, dalam keterangan tertulisnya.

Ia menjelaskan, peritoneum berfungsi untuk melindungi organ-organ di dalam perut. Jika infeksi telah menyebar hingga bagian tersebut, dapat menyebabkan infeksi pada seluruh sistem tubuh yang akan membahayakan jiwa.

"Peritonitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti infeksi di seluruh tubuh (sepsis) yang dapat menyebabkan kegagalan organ secara mendadak. Juga ensefalopati hepatik, yaitu hilangnya fungsi otak akibat organ hati tidak mampu lagi menyaring zat racun dalam darah, infeksi aliran darah (bakteremia), serta sindrom hepatorenal berupa kegagalan ginjal progresif," papar Michael.

Karena itulah, begitu ada gejala sakit usus buntu, seseorang wajib segera ke dokter. Gejala itu, antara lain, gejala nyeri pada perut bagian kanan bawah yang menetap (tidak kunjung menghilang), nafsu makan menurun, timbulnya rasa mual bahkan sampai muntah, dan perut kembung.

"Gejala lainnya ialah tidak bisa kentut, terjadi konstipasi atau diare, dan demam," ujar Michael.

Penanganan radang usu buntu, lanjutnya, dilakukan melalui operasi untuk membuang usus buntu atau apendiktomi. Operasi itu memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan jarang menyebabkan komplikasi jangka panjang. "Terdapat dua jenis apendektomi, yaitu melalui laparoskopi  dengan masa penyembuhan relatif lebih singkat, dan bedah sayatan terbuka."

Michael menambahkan, yang paling sering menyebabkan radang usus buntu ialah adanya sumbatan pada usus buntu. Penyumbatan itu biasanya disebabkan adanya feses, benda asing, atau bahkan adanya sel kanker/tumor.

Karena itu, untuk pencegahan Michael menganjurkan untuk memperbanyak konsumsi serat sebab kurang makan makanan berserat dapat membuat terjadinya penumpukan makanan tertentu yang tidak hancur saat dicerna. Penumpukan itu memenuhi usus besar yang perlahan bisa masuk ke dalam usus buntu. "Pada dasarnya, bukanlah makanan yang menjadi penyebab terjadinya radang usus buntu. Akan tetapi, penyumbatan usus buntu itulah yang kemudian meradang," kata Michael.

Tingginya asupan karbohidrat dan rendah serat merupakan penyebab terjadinya pemadatan pada usus oleh feses yang lama-kelamaan menjadi keras. Makanan berserat dapat meningkatkan berat dan ukuran feses karena memiliki sifat menyerap air sehingga membuat feses melunak dan menjadi mudah untuk dikeluarkan melalui anus.

"Feses yang keras menjadi pertanda kurangnya konsumsi serat. Cegah agar hal itu tidak terjadi," imbuh Michael. (RO/H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya