Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
EMPAT karya seniman kontemporer Indonesia yakni Aditya Novali, Elia Nurvista, Handiwirman Saputra dan Zico Albaiquni direncanakan tampil di Pameran Seni Kontemporer Asia Pasifik kesembilan (the 9th Asia Pacific Triennial of Contemporary Art) di Brisbane, Australia.
Karya mereka akan dipamerkan berdampingan dengan lebih dari 80 seniman lainnya di galeri seni Queensland Art Gallery and Gallery of Modern Art pada 24 November 2018 hingga 28 April 2019.
“Warga Australia dan Indonesia berbagi kecintaan yang sama terhadap seni, kreativitas, dan budaya kontemporer. Pameran ini merupakan salah satu perayaan seni yang penting," ujar Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Allaster Cox, dalam siaran persnya, Senin (12/11).
Acara tiga tahunan ini akan menampilkan instalasi, lukisan, patung, foto, dan video oleh seniman yang berasal dari lebih 30 negara.
Keempat peserta Indonesia akan bergabung dengan lebih dari 50 seniman kontemporer Indonesia yang telah berpartisipasi sejak rangkaian APT diluncurkan pada 1993.
"Saya sangat senang lukisan saya dipamerkan di Brisbane. Ayah saya, Tisna Sanjaya, juga memiliki karya yang pernah ditampilkan dalam Asia Pacific Triennial ketiga pada 1999,” kata artis Zico Albaiquni. (X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved