Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
DUTA Bahasa Provinsi Jawa Barat, yakni Nursidik, 23, asal Kuningan, dan pasangannya Agatha Lydia, 23, asal Bogor, terpilih sebagai Duta Bahasa Nasional 2018. Selama setahun ke depan, keduanya akan mengemban misi mengarusutamakan bahasa nasional, khususnya pada generasi muda.
“Tantangan saat ini ialah lunturnya kecintaan pada bahasa Indonesia. Penggunaannya terutama di ruang publik menurun. Papan penanda di ruang publik kerap memakai bahasa asing,” kata Agatha seusai penobatan yang digelar Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud di Jakarta, Jumat (17/8).
Menurutnya, menurunnya pengutamaan bahasa Indonesia juga mewabah pada anak muda yang kerap disebut para milenial. “Pencampuran bahasa Indonesia dan bahasa asing seperti Inggris kerap digunakan,” ujar mahasiswi Universitas Parahyangan itu.
Karena itu, tutur dia, sosialisasi senarai bahasa Indonesia yang masih kurang akrab di masyarakat perlu diperkenalkan. “Misalnya, banyak yang pakai kata gadget, padahal ada padanannya yakni gawai. Media sosial jadi salah satu medium yang akan kami gunakan untuk sosialisasi,” tutur dia.
Senada, Nursidik juga gelisah dengan lunturnya kebanggaan berbahasa nasional pada kaum muda. Bahkan, bahasa daerah kini semakin ditinggalkan.
“Karena itu, kami mengusung program literasi budaya dan literasi bahasa. Kami akan memperkenalkan kembali kepada anak muda pentingnya melestarikan bahasa daerah. Di Jawa Barat, kami akan mengenalkan bahasa Sunda, Cirebon, dan Betawi,” kata mahasiswa Universitas Kuningan itu.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Dadang Sunendar mengatakan peran generasi muda penting dalam mengawal bahasa sebagai simbol negara dan pemersatu bangsa. Tantangannya ialah bagaimana kreativitas duta bahasa dalam melestarikan bahasa dengan cara yang mudah diterima.
“Generasi muda perlu memahami kita memiliki perekat bangsa yaitu bahasa Indonesia. Tidak harus antibahasa asing karena kita harus berkompetisi secara global. Utamakanlah bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing,” tutupnya. (Dhk/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved