Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
INNALILLAHI wa inna ilaihi raji’un. Supriyati Teguh Adam, 51, warga Kabupaten Batang, Jawa Tengah, jemaah Kloter SOC-5 menjadi jemaah pertama yang wafat di Makkah, atau ke-13 selama di Tanah Suci.
Ia meninggal pada Sabtu (28/7) pukul 23.30 WAS di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah yang terletak di kawasan Aziziah, Janubiyah.
Kasi Kesehatan Daker Mekah, dr. Mohammad Imran, memberi kabar duka pada Minggu (29/7) pagi WAS. Baru kemarin, Sabtu (28/7) pagi, tim Media Center Haji (MCH) berkesempatan menemui Supriyati yang selalu ditemani suami tercinta Slamet.
Slamet mengenang, Jumat (27/7) waktu asar, ia dan sejumlah jemaah lainnya mulai laksanakan umrah wajib (tawaf dan sa'i) di Masjidil Haram. “Istri sudah terlihat lemas dan saya dorong memakai kursi roda,” ungkapnya.
Ia mengaku, semalaman istrinya tidak bisa memejamkan mata. “Saya bolak-balik ke kamarnya untuk memastikan baik-baik saja,” ujarnya. Maklum, sistem kamar bagi jemaah haji terpisah antara laki-laki dan perempuan sekalipun pasutri.
Slamet tak ingin ia dan istri merepotkan teman-teman sekamar. “Makanya saya langsung setuju saat dokter kloter membawa ke sini untuk diobati lebih lanjut,” sambungnya. “Alhamdulillah, perawatan sejak di kloter sampai di sini cukup baik,” ujar Slamet terharu.
Ia menduga, kondisi menurun yang dialami Supriyatin karena kelelahan dan tidak mau makan. “Mungkin malas makan karena di sini jarang pakai kuah,” tambahan
Keesokan harinya dengan ditemani dokter kloter, Slamet mengantar istri ke KKHI.
Namun, manusia berusaha, Sang Khalik menentukan lain. Supriyati berpulang setelah dirawat seharian. Kini Slamet akan menyelesaikan serangkaian ibadah di Tanah Suci seorang diri. Merelakan kepergian sang istri menghadap Illahi Robbi.(X-10)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved