Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
TAMAN corat-coret di Jalan Achmad Adnawijaya, Bogor Utara, Jawa Barat, memvalidasi gerakan publik yang sukses diakui publik hingga mendatangkan dukungan dari pemerintah lokal. Kisahnya berawal dari Rain City Strike (RCS), yang konsisten melawan vandalisme, coretan, atau gambar yang dibuat dengan maksud merusak wajah kota, dengan gerakan mewarnai kota dengan gambar-gambar bertema, bahkan menginspirasi. Niatnya, sengaja dan serius memperindah wajah kota, bukan semata iseng atau menunjukkan eksistensi kelompok semata.
Dirintis pada 2011, RCS awalnya merangkul dan mengedukasi para pelaku vandalisme sekaligus menghimpun para pelaku grafiti.
Zeloet, anggota RCS, berkisah, konsistensi komunitasnya berkarya, dengan memilih tempat dan karya yang terjaga kualitasnya, berbuah undangan bertemu Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, pada 2014.
Taman corat-coret yang memungkinkan mereka bebas berkarya dengan cat semprot itu kemudian diresmikan. Sebanyak 50 anggota RCS bergantian berkarya di sana, di antaranya mengusung tema Bogor hedjo, wajah kotanya yang hijau.
Buat mengabadikan coretan, pun mengabarkan aktivitas, mereka punya akun Instagram dengan nyaris 6.000 pengikut.
Tidak cuma bilang kasihan
Dari Instagram pula, upaya mengubah kota dan warganya agar lebih manusiawi agar Ibu Kota tak telanjur identik dengan ketidakpedulian, komunitas Ketimbang Ngemis Jakarta disebarkan.
Dengan inisiasi ketika Rizki, mahasiswa asal Yogyakarta, iba melihat nenek yang berjualan peralatan rumah tangga, gerakan ini dimulai tiga tahun lalu. Viral hanya tiga hari, Yona Luverina dan sembilan kawannya lalu berupaya mengubah gelombang informasi itu menjadi langkah nyata.
Mereka berfokus untuk berdonasi pada sosok-sosok mulia alias solia, sebutan bagi mereka yang masih mau berjuang walaupun sudah lanjut usia atau mengalami keterbatasan. Target mereka, orang yang berusia 60 tahun ke atas dan yang di bawahnya, memiliki keterbatasan atau disabilitas.
"Kita mengajak masyarakat atau followers untuk tak hanya berhenti pada kasihan, tapi memberikan bantuan," ungkap Fachri Ali selaku CEO Ketimbang Ngemis Jakarta.
Agar aksi itu bisa dipertanggungjawabkan, terutama pada donaturnya, ada field executor yang memvalidasi keberadaan solia. Pun, sistem ditetapkan. Pencarian dana tidak pernah dilakukan dengan cara meminta, tetapi hanya menunggu donatur yang datang.
Bentuk donasi pun bukan hanya bentuk uang, melainkan pakaian baru, sembako, dan lainnya. Bahkan, Ketimbang Ngemis Jakarta kini sudah memiliki donatur tetap.
Bangun sistem
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Ketimbang Ngemis Jakarta pun beragam, di antaranya eksekusi bulanan, kegiatan rutin pada akhir bulan, yaitu pemberian bantuan yang telah terkumpul. Selain itu, KNJ memiliki kegiatan social experiment, membantu solia yang sedang berjualan berkeliling. Ada pula Solia goes to Mall, yang merupakan kegiatan menarik yang mengajak solia berbelanja kebutuhan mereka. "Ternyata ada yang ingin beli timbangan baru, sampai ada kakek yang hanya ingin membeli Alquran baru. Setelah itu, kami makan bersama." Bahkan, ada pula Umrah for Solia yang diberikan kepada tiga solia dan pendamping.
Keseriusan yang berbuah 73 ribu follower itu juga didorong semangat memuliakan solia secara serius, bukan temporer atau tak berstruktur. Mereka membagi kekuatan pada internal team development, public relation, purchasing and advertising, merchendaising, dan field executor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved