Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Derek Manangka dalam Kenangan, Tangguh Mengkritik di Usia Senja

Putri Anisa Yuliani
26/5/2018 17:44
Derek Manangka dalam Kenangan, Tangguh Mengkritik di Usia Senja
(Akun Facebook Derek Manangka)

JURNALIS senior yang pernah menjadi bagian dari Harian Media Indonesia Derek Manangka telah berpulang kepada Sang Pencipta pagi ini karena serangan jantung. Meskipun didera penyakit hingga membuatnya sulit bangun dari tempat tidur, Derek Manangka masih aktif menulis untuk kolom Catatan Tengah yang berisi opini hingga kritik seputar kejadian terkini.

Kolom Catatan Tengah dimuat di situs berita Rakyat Merdeka Online dan juga diunggah kembali oleh Derek di fanpage Facebook, bernama Catatan Tengah.

Pada 12 Mei lalu, dalam Catatan Tengah, ia memuji kepemimpinan Perdana Menteri Malaysia yang baru saja dilantik Mahathir Mohammad.

Disebutnya bahwa Indonesia bisa meniru Mahathir dari segi ketegasannya. Derek mengapresiasi Mahathir yang kembali ke jalur politik setelah mantan anak buahnya, Najib Razak gagal membawa Malaysia selama menjadi perdana menteri. Bukan maju, perekonomian Malaysia bisa dibilang tidak berkembang. Terlebih lagi isu korupsi terus mewarnai Najib.

"Hal yang patut dicatat dengan huruf bold dari tindakan Mahathir Mohammad sebagai pemimpin, adalah ketegasannya bersikap, " ungkapnya.

Mahathir pun disebut Derek tak tanggung menghukum Najib yakni dengan membuatnya langsung menduduki kursi pesakitan atas skandal korupsi jutaan ringgit.

"Penegasan secara terbuka seperti ini, setidaknya mengikis tuduhan bahwa Mahathir mau melakukan tindakan balas dendam politik. Penegasan Mahathir menunjukkan,  prioritas agendanya untuk menjadikan Malyaya sebagai sebuah negara yang bersih dari korupsi. Dan pembersihan itu, harus dimulai dari atas. Bukan dari bawah atau korupsi yang ecek-ecek," tandasnya.

Tak hanya soal ketegasan Mahathir, Derek juga pernah mengapresiasi pertemanan yang ditunjukkan anak dari para mantan presiden Indonesia.

Hal itu didapatnya dari sebuah foto yang menunjukkan keakraban Puan Maharani, putri dari Megawati Soekarnoputri, Agus Harimurti Yudhoyono anak dari Susilo Bambang Yudhoyono, Yenny Wahid putri dari Abdurrahman Wahid, dan Ilham Habibie putra pertama BJ Habibie.

Derek menyebutnya, dalam artikel yang ditulis pada 22 Mei lalu, sebagai rekonsiliasi. Betapa tidak, Megawati tak pernah bertemu SBY yang mengalahkannya dalam dua kali pemilihan presiden.

Ia juga berpendapat sekecil apapun para bekas presiden masih memiliki pengaruh di kancah perpolitikan Indonesia. Untuk itu, pertemuan empat anak bekas presiden bisa menjadi kekuatan untuk pemersatu bangsa.

"Karena yang perlu diteladani itu upaya dan usaha mempersatukan bangsa, bukan memecah belah, " pungkasnya.

Tiap kali diunggah, tulisan Derek kerap mendapat ribuan like dan ratusan komentar dari pembaca setia. Namun kini catatan itu tak akan pernah berlanjut lagi. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anata
Berita Lainnya